Bisnis.com, MANADO - Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Gorontalo melakukan surveilans atau pengawasan terhadap 173 jemaah umrah terkait dugaan penularan virus corona (COVID-19).
Langkah tersebut dilakukan setelah salah seorang jemaah mengeluhkan sesak nafas usai kembali dari ibadah umrah pada 1 Maret 2020 lalu. Pasien tersebut saat ini tengah dirawat intensif di ruang isolasi Rumah Sakit dr. Aloei Saboe, Kota Gorontalo.
Sebelumnya, pasien sempat masuk di RS Ainun Habibie pada 2 Maret, selanjutnya dirujuk ke RS Aloei Saboe Kota Gorontalo malam itu juga.
“Pada saat kedatangan dari umrah pasien ini tidak ditemukan panas melebihi 38 derajat. Yang bersangkutan dari hasil investigasi memiliki penyakit TB (tuberkulosis) dan pneumoni. Kemungkinan besar bukan karena COVID-19,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Reyke Uloli, dikutip dari laman resmi Pemprov Gorontalo, Rabu (4/3/2020).
Hal senada diungkapkan Direktur RS Aloei Saboe, dr. Andang Ilato. Menurutnya pasien saat ini dirawat dengan keluhan sesak nafas, batuk, flu dan demam. Kondisi pasien sekarang sudah menunjukkan perbaikan.
“Kami tidak mengabaikan kemungkinan COVID-19. Kami melakukan isolasi sampai ada hasil laboratorium yang memastikan ini bukan COVID-19. Penanganan pneumoni dan TB tetap dilanjutkan,” kata Andang.
Dinas Kesehatan sudah mengambil spesimen pasien berupa sampel darah dan sampel dahak pasien. Spesimen selanjutnya dikirim ke laboratorium Kementrian Kesehatan di Jakarta.
Hasil laboratorium rencananya akan diumumkan pada Jumat, 6 Maret 2020. Sementara itu, sesuai standar operasional prosedur, pasien tersebut akan terus diobservasi hingga 14 hari sejak dirawat.
Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan provinsi bekerjasama dengan kabupaten/kota saat ini sedang melakukan surveilans terhadap 173 jemaah umrah yang tiba bersamaan dengan pasien. Mereka akan menelusuri riwayat kontak dan kondisi kesehatan jemaah tersebut.