Bisnis.com, MANADO— Kinerja ekspor nonmigas Provinsi Sulawesi Utara tergerus untuk periode Januari 2019—Oktober 2019 sejalan dengan turunnya nilai ekspor komoditas lemak dan minyak hewani atau nabati.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), nilai ekspor nonmigas Bumi Nyiur Melambai senilai US$70,31 juta pada Oktober 2019.
Komoditas dengan kontribusi terbesar diduduki oleh lemak dan minyak hewan atau nabati senilai US$35,88 juta atau setara dengan 51,03% dari total nilai ekspor nonmigas.
Kepala BPS Provinsi Sulut (Sulut) Ateng Hartono menjelaskan bahwa nilai ekspor Bumi Nyiur Melambai senilai US$639,55 juta pada Januari 2019—Oktober 2019. Pencapaian itu turun 22,67% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ateng mengatakan penurunan terjadi sejalan dengan tergerusnya nilai ekspor kelompok komoditas utama yakni lemak dan minyak hewani atau nabati. Peran sektor itu tercatat sebesar 43,72% pada Januari 2019—Oktober 2019 atau lebih rendah dari kontribusi 60,32% periode yang sama tahun lalu.
Turunnya kontribusi kelompok lemak dan minyak hewani atau nabati, lanjut dia, sejalan dengan penurunan nilai ekspor 43,94% untuk periode Januari 2019—Oktober 2019 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
“Kendati demikian, terdapat beberapa komoditas yang memberikan kontribusi cukup besar dan mengalami peningkatan nilai ekspor,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (20/11/2019).
BPS Provinsi Sulut mencatat posisi teratas negara tujuan ekspor nonmigas Bumi Nyiur Melambai adalah Amerika Serikat pada Oktober 2019. Pengapalan ke Negeri Paman Sam berkontribusi US$19,25 juta atau setara dengan 27,39% dari total nilai ekspor nonmigas.
Adapun, BPS Provinsi Sulut mencatat produk yang paling banyak diekspor dari Sulut ke Amerika Serikat yakni lemak dan minyak hewan atau nabati.
Secara kumulatif Januari 2019—Oktober 2019, peran Amerika Serikat sebesar US$124,83 juta atau setara dengan 19,52% dari total nilai ekspor nonmigas Sulut.