Bisnis.com, MAKASSAR — Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menyebut jika kondisi daya beli masyarakatnya kini tengah mengalami pelemahan akibat berbagai tantangan ekonomi yang dialami, sehingga membuat kota ini mengalami rentetan deflasi bulanan dalam beberapa bulan terakhir.
Hal ini ditengarai terjadi karena intervensi pemerintah terhadap pemenuhan indikator pertumbuhan ekonomi masyarakat masih rendah. Maka dari itu solusi efektif yang akan segera diambil adalah mengoptimalisasi penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) supaya bisa menjadi stimulus pemenuhan kebutuhan masyarakat.
"Hasil peninjauan kami menunjukkan daya beli masyarakat menurun, maka APBD harus segera diserap dan digunakan untuk menstimulus kebutuhan masyarakat, sehingga dapat memperkuat daya beli dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Pjs Wali Kota Makassar Andi Arwin Azis kepada wartawan, Selasa (15/10/2024).
Dia akan meminta para asisten dan staf ahli untuk memastikan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berada di bawah koordinasinya masing-masing menjalankan tugas dan tanggung jawab seoptimal mungkin. Untuk mengatasi penurunan daya beli secara konkret, pelaksanaan program pasar pangan murah menjadi salah satu langkah yang akan digencarkan.
Dia juga menegaskan perlunya laporan progres dari masing-masing OPD terkait kendala yang dihadapi serta program yang bisa segera dilaksanakan untuk mempercepat perbaikan ekonomi. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan daya beli masyarakat dapat kembali meningkat dan pertumbuhan ekonomi Makassar bisa lebih baik di sisa tahun ini.
Sementara Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Makassar Alamsyah Sahabuddin mengatakan pihaknya telah berencana menggelar pasar pangan murah dalam waktu dekat, yang bertujuan menjaga stabilitas harga bahan pokok agar aktivitas jual beli di masyarakat kembali meningkat.
Baca Juga
"Inflasi di Makassar masih stabil dalam tiga bulan terakhir, meskipun beberapa kali deflasi. Saya ini ini menunjukkan harga pangan kita dapat dikendalikan dengan baik," paparnya.
Selama tahun 2024, dia menambahkan, pihaknya telah menyelenggarakan pasar pangan murah sebanyak 32 kali di 15 kecamatan. Beberapa bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, cabai, bawang, telur, daging ayam, dan daging sapi disediakan dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan harga pasar.
Langkah ini diambil untuk memastikan kebutuhan pokok masyarakat dapat terpenuhi dengan harga yang tidak memberatkan. "Pasar pangan murah ini adalah langkah konkret dari Pemkot untuk menstabilkan harga pangan dan mengurangi beban ekonomi masyarakat," tambah Alamsyah.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Makassar mengalami deflasi bulanan beruntun, utamanya dalam tiga bulan terakhir. Pada Juli 2024 Makassar deflasi 0,15%, Agustus deflasi 0,02% dan September kembali deflasi 0,12%.