Bisnis.com, MAKASSAR - Kinerja eksportasi Sulawesi Selatan pada dua bulan awal tahun ini masih mengalami tren negatif dengan penurunan hingga 12,25% secara agregat periode yang sama tahun lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel mencatat, nilai ekspor Sulsel pada Januari-Februari 2018 hanya US$156,64 juta atau lebih rendah dari periode Januari-Februari 2017 yang kala itu mencapai US$178,5 juta.
Kepala BPS Sulsel Nursam Salam mengatakan meski secara tahunan masih menorehkan kinerja negatif, tetap jika dilihat dari sisi perbandingan per bulan justru mencatatkan pertumbuhan pada Februari 2018.
"Pada Februari itu naiknya 37,13% dari Januari lalu, realisasi ekspor komoditas nikel yang naiknya cukup tinggi jadi pendukung," katanya, Kamis (15/3/2018).
Adapun nilai ekspor pada Februari 2018 mencapai US$90,58 juta sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar US$66,06 juta. Meskipun demikian, lonjakan tersebut tidak cukup mempengaruhi kinerja kumulatif (year on year) ekspor Sulsel yang tetap melemah hingga 12,25%.
Komoditas nikel masih menjadi penopang dengan nilai kumulatif Januari-Februari sebesar US$111,87 juta, diikuti oleh kelompok komoditas biji-bijian berminyak dan tanaman obat sebesar US$13,58 juta.
Kemudian untuk komoditas ekspor andalan Sulsel yakni kakao hanya mampu mencatatkan nilai ekspor US$4,52 juta serta komodotas perikanan dan kelautan yang hanya US$5,28 juta untuk periode pencatatan Januari-Faberuari 2018.
Khusus untuk kedua komoditas tersebut, bahkan mengalami koreksi signifikan jika dibandingkan dengan periode Januari-Februari 2017 yakni 78,3% untuk kakao serta 66,51% pada kelompok komoditas perikanan dan kelautan.
Kinerja negatif juga terjadi pada importasi Sulsel periode Januari-Februari 2018 yang mencatatkan penurunan 7,7% secara tahunan, di mana realisasi nilai hanya US$163 juta padahal periode yang sama tahun lalu mencapai US$176,61 juta.