Bisnis.com, MAKASSAR - Populasi ternak sapi dan kerbau di Sulawesi Selatan yang telah mencapai 2,5 juta ekor diklaim mampu menyuplai kebutuhan untuk 14 provinsi di Tanah Air
Kepala Dinas Peternakan Sulsel Abdul Azis mengemukakan capaian populasi tersebut merupakan hasil dari kerja secara berkelanjutan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.
"Bahkan Sulsel sudah mampu memenuhi permintaan sapi potong maupun sapi bibit pada beberapa provinsi yang ada di Kawasan Timur Indonesia serta beberapa provinsi lainnya di kawasan berbeda," ujarnya, Kamis (8/3/2018).
Dia menjelaskan, populasi sapi dan kerbau Sulsel pada 2012 silam masih berada pada angka sekitar 1 juta ekor.
Kemudian pada memasuki 2018 sudah menyentuh populasi 2,5 juta ton seiring dengan efektivitas serangkaian program yang dijalankan secara berkelanjutan.
Secara terperinci, populasi itu terdiri dari produksi sapi potong sebanyak 2,2 juta ekor, sapi perah sebanyak 1.847 ekor dan kerbau sebanyak 234.250 ekor.
Pertumbuhan agresif populasi ternak tersebut ikut mendoring pergerakan ekonomi sektor rill di bidang peternakan Sulsel.
Sebagai gambaran untuk lima tahun terakhir, dari tahun 2013-2018 produksi ternak besar, khususnya pada pengeluaran ternak sapi dan kerbau mencapai 295.728 ekor dan jumlah pemotongan mencapai 672.791 ekor.
"Bila diasumsikan harga perekornya rata-rata Rp 14 juta, maka nilainya mencapai Rp 13,55 triliun," urai Azis.
Demikian juga sektor perunggasan, di mana kebutuhan ayam pedaging setiap minggunya minimal 2 juta ekor di Sulsel. Maka dalam setahun, lanjut Azis, dibutuhkan 104 juta ekor yang jika diasumsikan perekor Rp35.000, maka didapatkan Rp3,64 triliun.
Untuk kontribusi ayam petelur, dengan populasi Sulsel kurang lebih 12 juta ekor, dengan harga Rp 90.000, maka didapatkan Rp1,08 triliun. Sementara itu, produksi telur dengan tingkat produktivitas 70% ekuivalen dengan 8,4 juta ekor.
"Produksi telur ini juga menyuplai beberapa provinsi di Indonesia," ungkapnya.