Bisnis.com, MAKASSAR - Arus penanaman modal asing di Sulawesi Selatan mencatatkan grafik peningkatan signifikan seiring dengan realisasi sejumlah proyek di sektor energi sepanjang tahun lalu.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sulsel AM Yamin mengemukakan komposisi penanaman modal asing (PMA) yang masuk ke Sulsel sepanjang tahun lalu bahkan menyentuh angka 79,71% terhadap akumulasi nilai investasi yang mencapai Rp11,48 triliun.
Menurutnya, realisasi tersebut menjadi indikator jika Sulsel semakin dilirik oleh investor asing sebagai sasaran penanaman modal potensial.
Rasio PMA terhadap total penanaman modal sepanjang 2017 itu berada di atas komposisi tahun sebelumnya yang berada pada angka 51,27% dari total realisasi investasi yang masuk ke Sulsel sebesar Rp8,13 triliun.
"Strukturnya memang tidak berubah jika dibandingkan dengan 2016 lalu, PMA lebih tinggi dari PMDN [Penanaman Modal Dalam Negeri]. Tetapi untuk 2017, komposisi PMA-nya sangat signifikan hampir menyentuh angka 80%," katanya, Selasa (31/1/2018).
Dia menjelaskan, investasi di sektor energi terutama pada pembangunan pembangkit listrik menjadi penopang utama besarnya modal asing yang masuk ke Sulsel sepanjang tahun lalu, kendati dengan menggandeng korporasi lokal.
Secara terperinci, nilai investasi asing yang masuk ke Sulsel pada tahun lalu mencapai Rp9,51 triliun sedangkan PMDN Rp1,97 triliun. Sebagai perbandingan, PMA Sulsel pada 2016 lalu sebesar Rp4,17 triliun lalu PMDN Rp3,96 triliun.
Menurut Yamin, capaian investasi sepanjang 2017 yang tumbuh hingga 41,21% dibandingkan dengan tahun sebelumnya tersebut juga tidak lepas dari optimalisasi sumber daya Sulsel hingga kemudahan perizinan maupun stabilitas keamanan serta perekonomian yang tetap terjaga.
Di sisi lain, nilai investasi yang tercapai itu bahkan melampaui ekspektasi awal Pemprov Sulsel yang hanya mematok investasi di kisaran Rp9 triliun namun kemudian menyentuh angka realisasi sebesar Rp11,48 triliun.
Persebaran realisasi investasi Sulsel 2017, masih terkonsentrasi di Makassar dengan nilai sebesar Rp3,84 triliun.
Selain itu, arus investasi mengalir pula ke sejumlah kabupaten yang menjadi lokasi pembangunan proyek energi kelistrikan yakni Jeneponto Rp2,56 triliun, Luwu Timur Rp966,31 miliar, lalu Sidrap Rp960,21 miliar serta kabupaten/kota lainnya secara proporsional.
Adapun dari sisi asal negara untuk segmen PMA, papar dia, Inggris memberikan kontribusi tertinggi terhadap realisasi investasi di Sulsel yang mencapai 2,43 triliun.
Lalu tercatat British Virgin Island yang mencapai Rp2,07 triliun, Tiongkok Rp1,38 triliun sedangkan selebihnya berasal dari sejumlah negara Asia, Eropa, Amerika serta Australia.