Bisnis.com, MAKASSAR - Realisasi ekspor yang dikirim dari Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Semester I/2025 tercatat senilai US$781,63 juta, anjlok hingga 20,19% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$979,35 juta.
Penyebabnya, penjualan tujuh kelompok komoditas unggulan yang menyumbang realisasi ekspor terbesar wilayah ini mengalami kontraksi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel Aryanto merinci, dari 10 besar komoditas penyumbang andil ekspor paling besar, tujuh di antaranya mengalami penurunan penjualan.
Antara lain nikel yang menjadi komoditas dengan nilai tertinggi pada semester pertama terealisasi US$421,90 juta, turun 12,18% dibandingkan semester I/2024.
"Secara konsisten nikel menjadi penyumbang ekspor paling tinggi, di mana setengah dari total penjualan komoditas global Sulsel berasal dari komoditas ini. Penurunan angka ekspor nikel tentu memberi pengaruh besar terhadap realisasi ekspor Sulsel," ungkap Aryanto, dikutip Senin (4/8/2025).
Komoditas utama lainnya adalah besi dan baja terealisasi US$175,47 juta atau turun 23,79%; biji-bijian berminyak terealisasi US$62,01 juta atau turun 16,08%; kakao terealisasi US$25,60 juta atau turun 20,83%.
Baca Juga
Kemudian ikan dan udang terealisasi US$18,14 juta atau turun 63,50%; lak, getah dan damar terealisasi US$17,63 juta atau turun 56,18%; serta daging dan ikan olahan terealisasi US$5,48 juta atau turun 66,61%.
Sedangkan tiga kelompok komoditas lainnya tercatat mengalami peningkatan. Antara lain garam, belerang dan kapur terealisasi US$33,80 juta atau tumbuh 57,63%; olahan makanan hewan terealisasi US$8,82 juta atau tumbuh 33,57%; serta kopi, teh dan rempah-rempah terealisasi US$6,94 juta atau tumbuh 25,34%.
Sementara itu, Aryanto menambahkan, ekspor asal Sulsel pada semester I/2025 paling banyak dikirim ke Jepang dengan nilai US$437,74 juta. Kemudian China senilai US$289,24 juta; Taiwan senilai US$20,57 juta; Vietnam US$9,05 juta; dan Korea Selatan US$7,83 juta.