Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran KUR di Sulawesi Barat Tumbuh 12,38%

KUR di Sulbar triwulan II 2024 mencapai Rp3,74 triliun, didominasi sektor pertanian, perkebunan, kehutanan sekitar 55,06%.
Pegawai merapikan uang rupiah./Bisnis
Pegawai merapikan uang rupiah./Bisnis

Bisnis.com, MAMUJU - Jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) perbankan di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) triwulan kedua 2024 mencapai Rp3,74 triliun atau mengalami pertumbuhan 12,38% dibanding triwulan II tahun sebelumnya.

"KUR di Sulbar triwulan II 2024 mencapai Rp3,74 triliun, didominasi sektor pertanian, perkebunan, kehutanan sekitar 55,06 persen," kata Kepala BI Perwakilan Provinsi Sulbar, Gunawan Purbowo, di Mamuju, Senin (30/9/2024).

Ia mengatakan, jumlah KUR di Sulbar tersebut meningkat dibandingkan pada periode triwulan II 2023 sebesar Rp3 triliun dengan pertumbuhan sekitar enam persen.

Menurut dia, jumlah kredit usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) pada triwulan II tahun 2024 di Sulbar mencapai Rp7,85 triliun juga tumbuh 6,23%.

Ia mengatakan, kredit UMKM di Sulbar didominasi sektor, pertanian perkebunan, dan kehutanan sekitar 41,61%.

Menurut dia, meskipun mengalami pertumbuhan namun jumlah kredit bermasalah di Sulbar mencapai 4,38%, atau mendekati ambang batas sekitar 5%.

"Kredit bermasalah itu akan menjadi perhatian untuk diselesaikan, agar tidak terjadi lagi," katanya.

Ia mengatakan, perbankan di Sulbar akan terus berupaya memberikan dukungan kredit untuk melakukan optimalisasi pembangunan sektor unggulan di Sulbar, agar terus berkembang untuk mendorong peningkatan ekonomi daerah.

"Sulbar memiliki komoditi unggulan diantaranya padi, ikan tuna, kakao, kelapa sawit, minyak kelapa, dan ikan cakalang, sejumlah komoditas tersebut dinilai unggul berdasarkan dari aspek kapasitas produksi, luas lahan, serapan tenaga kerja, dan jumlah pelaku usaha," katanya.

Ia mengatakan, dalam mengembangkan komoditi tersebut, masih terdapat sejumlah masalah seperti tingkat produktivitas yang belum optimal, rendahnya pengadopsian teknologi untuk pengembangannya dan terbatasnya pengelolaan produk olahan, sehingga menjadi perhatian pemerintah untuk diberikan bantuan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler