Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

100 Hektare Lahan Padi Ladang di Parigi Moutong Masuk Upsus Pajala

Pemkab Parigi Moutong di Sulawesi Tengah menyiapkan lahan padi ladang seluas 100 hektare untuk masuk Upsus Pajala 2021.
Ilustrasi petani menampi gabah. / Antara
Ilustrasi petani menampi gabah. / Antara

Bisnis.com, PARIGI – Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah, menyiapkan sekitar 100 hektare lahan padi ladang untuk masuk Program Nasional Upaya Khusus padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajala) 2021.

Selain padi sawah, Parigi Moutong juga mendapat kuota benih untuk lahan padi ladang 100 hektare dan petani sangat siap menanam," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Parigi Moutong Dadang Priatna Jaya.

Dia mengutarakan 100 hektare lahan itu berada di dua kecamatan yakni Sidoan 32 hektare dan Taopa 68 hektare. Pengadaan benih baru direalisasikan pada perubahan anggaran nanti melalui pemerintah pusat yang melekat di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Pemprov Sulteng.

Dua kecamatan tersebut merupakan wilayah yang masih mempertahankan sistem budi daya padi lahan kering, dan pemerintah sangat mendukung sistem bercocok tanam tersebut.

Perlakuan budi daya padi ladang, kata Dadang, beda dengan padi sawah, karena siklus dari masa taman ke masa panen memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan sistem persawahan. "Padi ladang perlu sekitar 6 bulan baru bisa dipanen, karena hanya mengandalkan hujan untuk pertumbuhannya."

Selan itu, penentuan waktu juga menjadi pertimbangan. Olehnya, petani lebih memilih menanam saat musim penghujan karena dinilai menguntungkan sebab semata-mata sistem tersebut hanya mengandalkan hujan.

Dadang menambahkan meski siklus panen lama, di sisi lain padi ladang lebih higienis karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida dalam perawatannya. "Sistem ini perlu dipertahankan, karena perawatannya tanpa menggunakan bahan kimia. Ini kearifan lokal yang harus dilestarikan."

Padi ladang biasanya dikembangkan masyarakat di wilayah-wilayah pegunungan yang tidak memiliki sumber air memadai. Menurut Dadang, Beras dari padi non-sawah dipastikan berkualitas karena proses pengolahannya sangat alami.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper