Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Rendam Ratusan Hektare Sawah di Sulteng, Sebagian Gagal Panen

Sejumlah daerah mengalami banjir. Selain di Sulawesi Selatan dan papua Barat, banjir juga melanda sejumlah daerah di Sulawesi Tengah.
Ilustrasi sawah terendam banjir./Antara/Syaiful Arif
Ilustrasi sawah terendam banjir./Antara/Syaiful Arif

Bisnis.com, PALU – Bencana banjir terus melanda sejumlah wilayah Indonesia. Selain banjir di Bantaeng dan Luwu Utara (Sulawesi Selatan) dan Sorong (Papua Barat), bencana serupa juga melanda beberapa titik di Sulawesi Tengah dalam beberapa hari terakhir.

Bencana banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Sulteng merendam ratusan hektare sawah dan lahan jagung, sehingga sangat merugikan petani.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng Trie Iriyani Lamakampali mengatakan data sementara dampak bencana banjir di beberapa daerah telah mengakibatkan ratusan hektare lahan pertanian, khususnya padi dan jagung, terancam gagal panen.

Dia menyebutkan di Kecamatan Parigi Selatan, Kabupaten Parigi Moutong, terdapat sekitar 112 hektare lahan padi gagal panen.

Saat banjir bandang melanda wilayah itu, air meluap sampai ke lahan persawahan petani. Kecamatan Parigi Selatan, ujarnya, merupakan salah satu sentra produksi beras di daerah itu. Selain di Kecamatan Parigi Selatan, lanjutnya, juga Kecamatan Bolano ada sekitar 50 hektare sawah hingga kini terendam air.

Banjir bandang juga merendam Kabupaten Morowali dan Morowalu Utara. Di Kabupaten Morowali Utara, sesuai data yang diperoleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng, kata Trie, ada seluas 380 hektare lahan sawah dan jagung terendam banjir, tetapi belum dipastikan gagal panen.

Di Kabupaten Morowali, daerah tetangga Kabupaten Morowali Utara, tercatat lahan persawahan yang terendam hanya 18 hektare.

Trie mengatakan belum bisa diketahui kerugian akibat bencana banjir terhadap sektor pertanian karena masih sedang dalam tahap inventarisasi pihak terkait di masing-masing wilayah terdampak.

Meski banyak terjadi banjir, Trie menjamin ketersediaan komoditas pangan di Sulteng masih memadai, mengingat provinsi ini mencapai swasembada beras sejak 1984. Setiap tahunnya Sulteng surplus beras hingga 300.000 ton sehingga bisa mengirim beras ke sejumlah daerah yang mengalami defisit produksi.

"Kita berharap saja Sulteng pada musim panen 2020 ini tetap masih surplus beras," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper