Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah bertekad tetap menutup akses masuk dan keluar di daerah perbatasan Sulteng-Gorontalo itu.
Bupati Tolitoli Mohammad Saleh Bantilan dalam teleconference dengan Gubernur Sulawesi Tengah H Longki Djanggola menegaskan perlu tindakan tegas aparat dalam penutupan wilayah dalam rangka pengendalian penyebaran virus corona (Covid-19).
"Awasi itu orang-orang, kalau mereka keluar kalau perlu cambuk. Harus seperti itu. Jangan keluar rumah. Kalau minta makan, saya sanggup. Itu instruksi sampai camat hingga kepala desa," jelasnya dikutip, Selasa (31/3/2020).
Dia menegaskan kebijakan penutupan juga tidak akan mengganggu makan warga. Pasalnya, daerah setempat merupakan penghasil beras dan surplus. Namun demikian bila ada yang penimbun makanan pokok diminta ditindak secara hukum.
Dilansir Antara, Pemerintah Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah menutup total seluruh akses transportasi masuk mulai Senin (30/3/2020), pukul 00.00 Wita selama 14 hari ke depan.
Bupati Tolitoli Mohammad Saleh Bantilan mengatakan tindakan itu dilakukan sebagai langkah preventif sebelum warganya terjangkit virus corona baru itu. "Jangan nanti terjangkit baru ambil tindakan, itu keliru. Kita harus berani ambil tindakan sebelum warga terjangkit," katanya.
Baca Juga
Dia mengatakan penutupan akses tersebut dilakukan di darat, laut, dan udara. Di darat Tolitoli berbatasan dengan Kabupaten Donggala bagian selatan, di bagian timur berbatasan dengan Parigi Moutong, dan bagian utara berbatasan dengan Gorontalo.
Daerah itu juga memiliki akses pelabuhan laut di Dermaga Pelabuhan Dede untuk kapal penumpang dan barang.
Saleh mengatakan arus orang sama sekali tidak diizinkan masuk kecuali barang, khususnya sembako, yang itu pun melalui pemeriksaan ketat dan penyemprotan desinfektan. "Barang dari kapal boleh diturunkan tetapi penumpang tidak boleh turun," katanya.
Di Bandara Lalos, kata Saleh, jadwal penerbangan hanya boleh dua kali sepekan dan seluruh penumpang dipastikan sudah steril dari gejala umum Covid-19.
Dia sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI serta Satuan Polisi Pamong Praja untuk menjaga seluruh pintu masuk dan keluar Tolitoli.
Dari 28 kasus PDP Covid-19 di Sulteng, terdapat satu PDP di Tolitoli, namun hasil pemeriksaan menyebutkan negatif. Hingga Sabtu malam terdapat dua PDP positif corona, yakni di Kota Palu.
Pusat Data dan Informasi (Pusdatina) virus corona penyebab Covid-19 Provinsi Sulawesi Tengah mencatat jumlah warga berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) terkait Covid-19 di Sulteng Senin (30/3/2020) sudah mencapai 102 orang.
Jumlah tersebut naik lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan data ODP terkait Covid-19 pada Sabtu (28/3) yang hanya 44 orang.
"ODP 102 dengan rincian sembilan selesai pemantauan dan 93 orang masih proses pemantauan," kata Gubernur Sulteng, Longki Djanggola di Palu.
Ia menjelaskan kasus ODP corona terbanyak di Kabupaten Parigi Moutong yaitu 41 orang. Kemudian Banggai 14 orang dan Donggala 12 orang.
"Selanjutnya di Morowali Utara delapan orang berstatus ODP Covid-19, Tolitoli lima orang, Tojo Una-una lima orang, Kota Palu lima orang," ujarnya.
Berikutnya di Kabupaten Morowali empat orang, Banggai Kepulauan tiga orang, Poso tiga orang, Buol satu orang dan Sigi satu orang.
"Sementara PDP 29 orang. Dua orang positif Covid-19, tujuh negatif dan 22 orang masih proses uji laboratorium. Satu orang meninggal dunia," katanya.
Dua orang yang dinyatakan positif Covid-19 berada di Kota Palu. Pasien pertama berjenis kelamin perempuan dan pasien ke dua laki-laki. Keduanya diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (Undata) Palu.