Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tatkala Indonesia Timur Lebih Bergeliat

Bank Indonesia (BI) menggelar acara Digital Festival (Digifest) 2020 di Celebes Convention Center, Makassar, Sulawesi Selatan, pada 11-12 Januari.
Pekerja mengerjakan proyek pembangunan jalan tol layang di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (10/1/2020)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Pekerja mengerjakan proyek pembangunan jalan tol layang di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (10/1/2020)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR - Bank Indonesia (BI) menggelar acara Digital Festival (Digifest) 2020 di Celebes Convention Center, Makassar, Sulawesi Selatan, pada 11-12 Januari dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI).

“Di tengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi KTI menunjukkan peningkatan yang positif pada triwulan III 2019,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Selatan Bambang Kusmiarso saat membuka Digifest di Makassar, Sabtu (11/1/2020).

Bambang menuturkan lima provinsi yang pertumbuhan ekonominya tertinggi di Indonesia terletak pada KTI sehingga menunjukkan potensi ekonomi KTI sebagai tulang punggung perekonomian Tanah Air. Hal tersebut terbukti melalui harga yang terjaga yaitu inflasi di Sulampua, Kalimantan, dan Balinusra pada 2019 stabil di level rendah dengan masing-masing sebesar 2,29 persen (yoy), 2,41 persen (yoy) dan 1,97 persen (yoy).

Ia menyatakan Sulawesi Selatan juga memiliki peran penting dalam pencapaian tersebut melalui peningkatan lalu lintas perdagangan sehingga menyebabkan perekonomian yang konsisten tumbuh tinggi di atas rata-rata nasional.

Inflasi untuk Sulawesi Selatan pada 2019 berada dalam kisaran 2,35 persen (yoy) dan ditargetkan ke depannya akan tetap konsisten dan terjaga di kisaran 1-3 persen (yoy) melalui koordinasi kebijakan dengan seluruh pemerintah daerah.

Bambang mengatakan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibutuhkan berbagai kebijakan yang harus diterapkan seperti moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran termasuk berbasis digital.

Ia menjelaskan teknologi digital dapat menciptakan peluang ekonomi dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru meskipun berpotensi menimbulkan disrupsi berbagai proses bisnis yang selama ini telah berjalan.

“Potensi ekonomi digital Indonesia akan menembus 130 miliar dolar AS atau setara Rp1.806,87 triliun pada 2025 sehingga membuka ruang yang besar bagi KTI untuk berkontribusi lebih,” ujarnya.

Bambang menjelaskan populasi milenial di KTI yang mencapai 20,2 juta atau 7,4 persen dari total penduduk Indonesia pada 2020 merupakan faktor penunjang untuk KTI dalam mendorong perekonomian nasional melalui sistem pembayaran berbasis digital.

“Terkoneksinya layanan internet cepat karena beroperasinya proyek Palapa Ring juga dapat meningkatkan tingkat penetrasi ponsel dan internet sehingga menunjang pertumbuhan ekonomi digital di KTI,” jelasnya.

Ia menegaskan melalui hal tersebut maka diharapkan dapat mencapai perekonomian untuk Sulawesi 8,8 persen (yoy), Papua 8,1 persen (yoy), Nusa Tenggara 7,9 persen (yoy), Maluku 7 persen (yoy), dan Bali 5,7 persen (yoy) dalam RPJMN 2020-2024.

“Diperlukan penguatan sinergi, transformasi, dan inovasi yang salah satunya dengan mendorong potensi ekonomi dan keuangan digital untuk mencapai hal tersebut,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper