Bisnis.com, MAKASSAR—Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tengah merancang pendirian terminal khusus pemberangkatan jamaah haji dan umrah dengan melibatkan sejumlah instansi yang terkait pada segmen tersebut.
Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengemukakan pendirian terminal khusus itu dimaksudkan agar seluruh pemberangkatan bisa lebih tertata tanpa menimbulkan kepadatan pada terminal penumpang eksisting di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Selain itu, pendirian terminal khusus haji dan umrah bakal memangkas waktu waktu pemeriksaan dokumen jamaah saat hendak berangkat ke Tanah Suci tanpa harus berbaur dengan penumpang pesawat lainnya di bandara.
"Sehingga pemeriksaan yang terkait administrasi bisa dilakukan di terminal khusus itu, apalagi khusus umrah saja itu tiap bulan ada jadwal pemberangkatan dengan jemaah yang jumlahnya bisa ratusan," katanya, Selasa (30/1/2018).
Dalam merealisasikan hal tersebut, papar Agus, pihaknya secara intensif telah menjalin komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait seperti PT Angkasa Pura I, Bea Cukai, Imigrasi serta sejumlah lainnya.
Adapun skema pendirian terminal khusus haji dan umrah itu bakal mengoptimalkan Asrama Haji Sudiang Makassar yang selanjutnya dilengkapi dengan fasilitas penunjang fisik dan layanan administrasi layaknya terminal pemberangkatan dan terkoneksi dengan Bandara Sultan Hasanuddin.
Keberadaan terminal khusus juga bisa menjadi titik konsolidasi pemberangkatan seluruh jamaah umrah dari puluhan perusahaan jasa travel yang menghimpun jemaah dari Sulawesi Selatan.
Adapun inisiasi pendirian terminal khusus dilandasi atas pergerakan jemaah umrah yang diberangkatkan secara rerata minimal mencapai sekitar 4.000 jemaah per bulan dan merupakan volume terbesar dibandingkan dengan daerah lainnya di Tanah Air.
Selain untuk umrah, papar Agus, terminal khusus dimaksudkan pula bakal lebih memudahkan pemberangkatan jemaah haji melalui debarkasi Makassar sehingga meningkatkan efesiensi dan koordinasi.
"Apalagi dukungan dari maskapai yang terbang langsung dari Makassar ke Jeddah sudah cukup akomodir. Ada Garuda Indonesia dan Saudi Airlines, jika tata kelola pemberangkatan lebih bagus maka maskapai lainnya juga memungkinkan membuka direct flight juga," katanya.
Di sisi lain, perbankan yang beroperasi di Sulsel kian aktif menjalin sinergitas dengan perusahaan travel umrah guna memperoleh pengelolaan dana pemberangkatan jemaah.
Pemimpin Bank Muamalat KTI Ahmad S. Ilham mengatakan perseroan bahkan telah menjalin kerjasama dengan asosiasi perusahaan travel umrah di Sulsel sehingga pengelolaan dana lebih terukur serta dukungan terhadap kepastian pemberangkatan jamaah.
"Sulsel ini merupakan pasar terbesar untuk umrah di Tanah Air, komposisinya bahkan capai 30%. Kami sasarannya untuk pengelolaan dana, termasuk mendorong penggunaan kartu debit Muamalat yang memungkinkan digunakan jamah saat di Tanah Suci," katanya.