Bisnis.com, MAKASSAR - Rasio penduduk dengan klasifikasi miskin di Sulawesi Selatan berada pada level 9,48% dengan kecenderungan peningkatan pada periode pendataan.
Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Rabu (3/1/2018), penduduk miskin di provinsi tersebut sebanyak 825.970 orang per September 2017 atau bergerak tipis 0,24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Kepala BPS Sulsel Nursam Salam, sebagian besar penduduk berkategori miskin itu berada di perdesaan dengan komposisi sebesar 79,84% atau 659.470 penduduk.
"Memang jika dilihat secara tahunan, ada kenaikan jumlah penduduk miskin di Sulsel. Tetapi jika diliat garfiknya sejak 2015, ada penurunan cukup besar sebenarnya," katanya saat dihubungi.
Dia menguraikan, pada pendataan per September 2015 lalu tercatat penduduk miskin di Sulsel mencapai 864.510 orang dengan persentase terhadap total populasi mencapai 10,12%.
Kendati demikian, papar Nursam, komposisi antara wilayah perkotaan dan perdesaan terkait penduduk miskin tidak banyak berubah dengan kecenderungan ada pergerakan pada masing-masing wilayah.
Pada wilayah perkotaan di Sulsel, populasi penduduk miskin per September 2017 sebanyak 166.500 orang dengan kenaikan 15,9% secara tahunan.
Demikan pula pada wilayah perdesaan, di mana kenaikannya mencapai 13,27% dari September 2016 yang mencapai 646.200 penduduk miskin.
Adapun landasan pengklasifikasian penduduk miskin itu merujuk pada besaran rata-rata pengeluaran per kapita penduduk yang berada di bawah indeks Garis Kemiskinan (GK) sebesar Rp294.358.
Pada GK tersebut, komposisi belanja bahan makanan mendominasi struktur pengeluaran penduduk miskin dengan persentase hingga 74,59% sedangkan selebihnya untuk kebutuhan perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
"Dan jika diperhatikan lebih dalam lagi, komoditas makanan yang paling penting bagi penduduk miskin itu adalah beras," urai Nursam.
Adapun belanja beras oleh penduduk miskin di wilayah perkotaan bahkan mencapai 16,14% sedangkan perdesanaan lebih besar di level 21,99%.
Kendati demikian, lanjut dia, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan di Sulsel pada periode satu tahun pendataan per September 2017 mengalami tren kenaikan.
Hal tersebut mengindikasikan jika pola pengeluaran maupun besaran belanja bulanan penduduk mengalami kecenderungan menjauhi garis kemiskinan.
"Sehingga rasio penduduk miskin di Sulsel tentu saja masih memiliki ruang untuk pengentasan," katanya.