Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPJS Ketenagakerjaan Himpun Iuran Rp1,99 Triliun di Sulawesi Maluku

BPJS Ketenagakerjaan menghimpun iuran sebesar Rp1,99 triliun dari pekerja yang terdaftar dalam kepesertaan di wilayah Sulawesi dan Maluku hingga jelang akhir tahun ini.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, MAKASSAR - BPJS Ketenagakerjaan menghimpun iuran sebesar Rp1,99 triliun dari pekerja yang terdaftar dalam kepesertaan di wilayah Sulawesi dan Maluku hingga jelang akhir tahun ini.

Kepala BPJS Ketenagakerjaan (TK) Wilayah Sulawesi dan Maluku, Sudirman Simamora mengatakan penghimpunan iuran tersebut bahkan telah melampaui target dengan rasio mencapai 108%.

Menurut dia, angka tersebut masih memungkinkan bergerak dan mencapai level 110% seara kumulatif sepanjang 2017 karena masih terdapat beberapa peserta yang dalam tahapan perampungan pembayaran iuran.

"Capaian ini tidak lepas dari tingkat kesadaran peserta terutama dari perusahaan yang mendaftarkan karyawannya dalam program jaminan BPJS TK," katanya, Jumat (29/12/2017).

Hal tersebut tidak lepas dari capaian penambahan kepesertaan perusahaan yang mencapai sekitar 22.000 badan usaha yang terdaftar dalam program jaminan ketenagakerjaan di Sulawesi Maluku.

Sejalan dengan itu, tenaga kerja yang terlindungi dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan di Sulawesi dan Maluku juga sudah mencapai 2,25 juta pekerja per Desember 2017.

Adapun tahun depan, lanjut Sudirman, pihaknya bakal lebih menggencarkan sosialisasi agar rasio tenaga kerja yang terproteksi melalui program BPJS TK di Sulawesi Maluku (Suma) bisa lebih besar.

Sejauh ini, realisasi tenaga kerja yang masuk dalam kepesertaan di Suma masih jauh dari total angkatan kerja yang mencapai sekitar 10 juta pekerja di wilayah tersebut.

"Artinya masih ada 6 juta lebih pekerja yang belum terdaftar, di mana 70% diantaranya merupakan pekerja sektor informal," tuturnya.

Progres secara keseluruhan, kata Sudirman, menempatkan Kanwil Sulawesi Maluku saat ini diperingkat tiga besar secara nasional. Tahun depan, Sudirman optimis bisa mendongrak posisi tersebut di urutan teratas dari berbagai perspektif positif.

"Sekarang kami sasar hampir 70% pekerja informal seperti tukang parkir, gojek dan pedagang di pasar. Kita dorong juga andil pemerintah daerah,".

Di sisi lain, lanjut Sudirman, yang utama pihaknya tetap meningkatkan layanan dan memberikan kemudahan kepada peserta, mulai kerjasama rumah sakit yang sudah berbasis online hingga biaya pengobatan tanpa limit hingga peserta benar-benar sembuh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Amri Nur Rahmat
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper