Bisnis.com, MAKASSAR - Daya terpasang sistem kelistrikan Sulawesi Selatan bertambah hingga 100 MW seiring dengan pengoperasian secara komersil PLTU Sektor Punagaya unit 1.
GM PLN Sulselrabar Bob Saril mengemukakan pengoperasian komersil pembangkit tersebut setelah melalui serangkaian tahapan guna memastikan suplai listrik berjalan optimal sesuai dengan ekspektasi.
Suplai daya dari PLTU Sektor Punagaya itu membuat kapasitas daya terpasang sistem kelistrikan dalam menyuplai kebutuhan Sulsel mencapai 1.268 MW dan membentuk rasio sebesar 22% terhadap beban puncak.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Bob, kebutuhan listrik seluruh segmen bisa terpenuhi terkhususnya dalam menunjang kegiatan industri yang berinvestasi ke Sulawesi Selatan dan membutuhkan suplai daya yang besar.
Sesuai dengan jadwal, operasional komersil PLTU Sektor Punagaya unit 1 secara efektif mulai 28 November mendatang sekaligus tersambung dengan sistem transmisi milik perseroan.
"Dengan masuknya Punagaya ini, cadangan daya kita semakin besar. Hal ini berarti jika suplai listrik sudah lebih dari cukup untuk menyambut industri masuk ke Sulsel," kata Bob, Jumat (24/11/2017).
Dia mengklaim, besaran kapasitas daya terpasang tersebut masih bakal bertambah mengingat sejumlah pembangkit dalam tahapan konstruksi dan beberapa diantaranya segera memasuki tahapan finalisasi kemudian menyuplai sistem kelistrikan Sulsel.
Sekedar informasi, PLTU Sektor Punagaya merupakan fasilitas pembangkit yang dibangun oleh PT PLN (Persero) yang secara keseluruhan memiliki kapasitas 2x100 MW.
PLTU yang berada di pesisir Kabupaten Jeneponto, Sulsel, itu memiliki dua unit fasilitas pembangkit yang masing-masing berkapasitas 100 MW.
Kendati demikian, pengoperasian komersil fasilitas pembangkit dilakukan secara bertahap, di mana unit 1 secara efektif akhir November 2017 sedangkan unit 2 pada Februari 2018 mendatang.
Manajer PLTU Sektor Punagaya mengatakan Dimas Satria Ngabei mengatakan operasional komersil atau commercial of date (CoD) pada unit pembangkit dilakukan bertahap dengan rentang waktu yang tidak terlalu berjarak.
Menurut dia, finalisasi fasilitas pembangkit yang relatif kompleks menjadi salah satu alasan sehingga CoD tidak dilakukan secara bersamaan meskipun pengerjaan dilakukan secara simultan.
"Pada tahapan tertentu, secara teknis tidak mmemungkinkan dilakukan secara simultan. Tetapi kapasitas terpasang itu sebesar 2x100 MW," katanya.
Adapun fasilitas pembangkit di Punagaya itu merupakan PLTU milik PLN dengan kapasitas daya terbesar di wilayah timur Indonesia dan dioperasikan secara penuh oleh perseroan.
Sejauh ini, PLN telah memiliki sejumlah pembangkit sendiri di Sulsel seperti PLTA Bakaru 130 MW, PLTU Tello 85 MW serta beberapa pembangkit lainnya.