Bisnis.com, MANADO - Penyaluran pembiayaan di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara yang dilakukan oleh Spektra, lini merek dari FIFGROUP hingga akhir Oktober 2017 telah melampaui dari target yang dipatok oleh perseroan.
Hendra Saputra, Area MPF Marketing Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara, Spektra (FIFGROUP) menyatakan bahwa hingga akhir Oktober 2017, pihaknya telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp160 miliar, tumbuh 14% dibandingkan pencapaian tahun lalu senlilai Rp140 miliar.
"Sedangkan apabila dibandingkan target, kami per Oktober ini sudah tercapai di 130%. Jadi target setahun sudah tertutupi, bahkan sudah terlampaui hanya di Oktober ini," ujarnya di sela Pembukaan Spektra Meriah di Megamall, Manado, Senin (13/11) malam.
Menurutnya pendongkrak meningkatnya penyaluran pembiayaan tersebut lantaran dipecahnya wilayah Kota Manado dan Kotamobagu menjadi dua cabang terpisah, sehingga lebih fokus dalam menggarap pasar di masing-masing wilayah yang memang potensinya cukup besar.
"Tahun lalu saat Manado dan Kotamobagu masih bersatu, penjualan tidak sebesar ketika dipisah seperti saat ini. Karena dipisah justru makin solid karena semakin fokus garap pasarnya, karena wilayahnya memang luas dengan karakteristik masyarakat yang berbeda-beda," ujarnya.
Selain itu loyalitas konsumen terhadap Spektra masih tinggi, ditengah gempuran dari para pesaing yang hadir di Bumi Nyiur Melambai ini. Pihaknya pun komitmen untuk menjaga kualitas servis atau layanan kepada toko-toko maupun agen pemegang merek (APM) yang menjadi rekanan bisnisnya.
"Kita juga sering gelar pameran, bahkan kalau ada even dari rekanan tak jarang kita juga bantu merogoh kocek sendiri demi kelancaran event pameran yang digelar rekanan itu. Kalau kompetitor biasanya hanya mengandalkan penjualan dari toko saja, kalu kita tidak, banyak cara kita tempuh untuk sama-sama tumbuh dengan rekanan" ujarnya.
Pihaknya mengakui bahwa dari enam cabang yang menjadi wilayah kerjanya, yakni Luwuk, Palu, Poso, Gorontalo, Manado dan Kotamobagu, Kota Manado memiliki andil terbesar atas raihan penyaluran pembiayaan hingga Rp160 miliar tersebut.
"Manado ini share-nya hampir 50% sendiri. Ibaratanya kota ini jangkarnya," ujarnya.
Frenny Meizan, Branch Head Manado mengatakan hal senada bahwa semenjak dipisahnya Kota Manado dan Kotamobagu sebagi cabang tersediri, kinerja perusahaan semakin berkembang dan fokus.
Menurutnya realisasi penyaluran di Manado hingga akhir Oktober 2017 bisa mencapai sekitar Rp75 miliar, naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sekitar Rp64 miliar.
"Tahun lalu saat masih bersatu, penyaluran tidak sebesar ketika dipecah seperti saat ini. Waktu masih gabung rata-rata per bulan hanya Rp6 miliar, sekarang sejak pisah sudah bisa Rp8 miliar. Bahkan sejak empat bulan terakhir bisa Rp9 miliar per bulan," ujarnya.