Bisnis.com, TANA TORAJA-- PT Smartfren Telecom Tbk. mengklaim pengguna layanan 4G LTE di Sulawesi Selatan telah bergerak naik 40% secara year to date hingga kuartal III/2017.
Jose Rizal Tito, Regional Head Sulawesi Smartfren, mengemukakan jangkauan layanan perseroan yang telah mencapai seluruh kabupaten/kota di Sulsel serta beberapa titik berklasifikasi pelosok menjadi penopang pertumbuhan pelanggan.
Dengan capaian tersebut, lanjut dia, penguasaan pasar Smartfren dalam industri layanan telekomunikasi seluler di Sulsel berada pada level 15% pada periode hingga kuartal III/2017.
Adapun untuk komposisi pelanggan perseroan di Sulsel secara penuh telah berada pada segmen 4G LTE yang terdiri dari pelanggan baru maupun pelanggan eksisting CDMA yang telah migrasi ke layanan LTE.
Di sisi lain, kata Jose, masih terdapat sejumlah tantangan perseroan untuk lebih memacu penggunaan layanan 4G LTE, terutama mengubah paradigma masyarakat dan bahkan pelanggan terhadap Smartfren.
"Publik perlu mengetahui, jika Smartfren tidak lagi CDMA tetapi sudah 4G LTE secara penuh. Bisa digunakan pada seluruh perangkat mobile, handset apapun, tidak hanya pada produk Andromax," katanya di sela-sela uji jaringan Makassar-Toraja, Kamis (2/11/2017).
Kendati demikian, Jose enggan menyebutkan jumlah pelanggan Smartfren di Sulsel, termasuk pula kapasitas jaringan BTS yang dimiliki dalam menunjang pelayanan.
Namun yang pasti, paparnya, pelayanan 4G LTE yang disiapkan perseroan di Sulsel memiliki kapasitas dalam mendukung mobilitas masyarakat maupun pelanggan yang berbasis digital.
Secara nasional, pengguna layanan 4G LTE Smartfren telah mencapai sebanyak 11 juta pelanggan, di mana Sulawesi merupakan salah satu pasar utama perseroan di Luar Jawa.
"Sulsel merupakan daerah yang penting dalam menunjang bisnis kami di Sulawesi maupun secara nasional. Sehingga bentuk penetrasi kami melalui penguatan konektivitas jaringan atau densifikasi TDD," paparnya.
Sebagai informasi, Smartfren beroperasi di frekuensi 2,3 GHz menggunakan teknologi time division duplexing (TDD) yang secara penuh menyediakan layanan 4G LTE untuk voice, SMS dan tentunya layanan data.
Layanan itu diproyeksikan sesuai dengan karakteristik Sulsel yang tengah membangun ekosistem perekonomian berbasis digital pada berbagai sektor.
Salah satu implementasi hal tersebut dilakukan melaui uji performa ketersediaan jaringan Smartfren dengan menjajal dari Makassar hingga Tana Toraja yang berjarak sekitar 320 kilometer.
VP Technology Relations Smarfren Munir S. Prabowo mengatakan rasio ketersediaan layanan jaringan pada Makassar-Toraja berada pada level 80% yang diukur melalui metode drive test.
"Kami akui ada beberapa blank spot Makassar-Toraja, karena itu terkendala kondisi geografis, dan secara keekonomian belum bisa untuk kami lakukan penetrasi infrastruktur BTS," katanya.
Adapun blank spot itu sebagian besar berada di wilayah Enrekang yang berbatasan langsung dengan Toraja, di mana geografisnya merupakan pegunungan dengan populasi yang relatif kecil.
Menurut Munir, beberapa operator seluler bahkan hanya menyediakan infrastruktur berteknologi 2G dan 3G pada titik tersebut karena kurang memenuhi aspek keekonomian.
Secara umum, kapasitas jaringan yang dimiliki Smartfren tersebut diharapkan mampu menjadi pendukung pada akselerasi sektor strategis Sulsel termasuk pada segmen pariwisata di Tana Toraja.
"Dapat kami pastikan, kebutuhan dasar untuk akses digital mobile dari pelanggan maupun masyarakat Sulsel, dapat kami penuhi. Khusus untuk Makassar-Toraja, performa 80% kami rasa sangat mumpuni dalam mengakomodir kebutuhan pelanggan," katanya.
