Bisnis.com, MAKASSAR – Aktivitas investor ritel di Kota Makassar sebagian besar digerakkan oleh segmen milenial atau mahasiswa yang menjajal pasar modal sebagai salah satu portofolio investasi.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Makassar, Fahmin Amirullah mengatakan segmen milenial tersebut memberikan andil yang yang besar terhadap keaktifan investor di Makassar dalam bertransaksi di pasar modal.
Menurutnya, hal tersebut sejalan dengan sasaran edukasi pasar modal untuk menggairahkan generasi muda dalam berinvestasi pada sektor tersebut.
Kendati demikian, nilai transaksi yang dicatatkan oleh investor ritel dari kalangan mahasiswa masih relatif kecil jika dibandingkan dengan nilai transaksi yang dilakukan oleh investor umum di Makassar.
"Mahasiswa cukup aktif bertransaksi, melakukan trading, meski memang nilainya relatif kecil. Namun kita liat, antusiasnya sangat tinggi, bahkan ada kecenderungannya mendominasi pencatatan kuantitas transaksi secara bulanan," katanya di sela-sela Investival 2017 Makassar, Jumat (27/10/2017).
Sejauh ini, rasio keaktifan investor ritel dalam sebulan berada pada level 25% dari total 8.303 single investor identification dengan 9.686 sub rekening efek (SRE) di Makassar.
Menurut Fahmin, sebagai besar dari struktur 25% keaktifan investor itu berasal dari kalangan mahasiswa maupun generasi milenial produktif. Tingginya partisipasi investor ritel dari kalangan tersebut, lanjut dia, ditopang oleh pendirian Galeri Investasi (GI) inisiasi BEI pada sejumlah kampus di Kota Makassar.
"Trennya terjadi sejak tiga tahun lalu, dan terus meningkat. Bahkan kecendrungan transaksi mahasiswa itu, terus berlanjut ketika mereka sudah memasuki dunia kerja," katanya.
Secara komposisi, segmen mahasiswa memberikan kontribusi hingga 40% dari total investor ritel pasar modal yang ada di Makassar dengan tren pertumbuhan dinamis.
Fahmin menjelaskan, edukasi BEI menyasar kampus dengan optimalisasi GI menjadi faktor penting mendorong minat civitas akademika memanfaatkan pasar modal sebagai instrumen investasi.
Kendati demikian, keterbatasan kemampuan finansial dari investor mahasiswa membuat nilai transaksi yang dilakukan relatif kecil dibandingkan dengan pencatatan investor umum.
"Tetapi paling tidak, sasaran literasi dan inklusi keuangan segmen pasar modal telah banyak menyentuh generasi muda. Dan tentunya akan terus berlanjut saat mereka melepas status mahasiswa," katanya.