Bisnis.com, MAKASSAR - Bursa Efek Indonesia menjadwalkan penyelenggaraan kampanye industri pasar modal di Makasar yang dikemas dalam Investival 2017.
Adapun Indonesia Investment Festival (Investival) 2017 merupakan salah satu manifestasi dari otoritas bursa dalam mendorong masyarakat memanfaatkan pasar modal sebagai portofolio investasi.
Kepala BEI Perwakilan Makassar Fahmin Amirullah mengatakan penyelenggaraan Investival 2017 diharapkan pula bisa menjaring investor-investor baru di Makassar sehingga ikut memperbesar indeks inklusi keuangan pada segmen pasar modal.
"Dalam kegiatan Investival, ada edukasi hingga talkshow konsultasi perencanaan keuangan serta investasi pasar modal untuk masyarakat sebagai calon investor. Terbuka untuk umum dan gratis," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (22/10/2017).
Sesuai dengan perencanaan, Investival 2017 di Makassar bakal berlangusng pada Kamis (26/10/2017) dan berakhir pada Jumat (27/10/2017) mendatang bertempat di Mall GTC Tanjung Bunga Makassar.
Fahmin memaparkan, masyarakat Makassar maupun pengunjung festival berkesempatan mendapatkan informasi komprehensif terkait pasar modal sekaligus memungkinkan menjadi investor.
Adapun dalam festival itu akan diisi oleh perusahaan Sekuritas, Manajer Investasi, Perusahaan Tercatat, OJK, SRO serta sejumlah pendukung acara lainnya yang memudahkan pengunjung mengakses informasi hingga layanan produk investasi pasar modal.
"Melalaui pameran dan festival ini, kami ingin menyampaikan kepada masyarakat jika berinvestasi saham itu relatif gampang dilakukan dan tidak membutuhkan modal besar," papar Fahmin.
Di sisi lain, pemanfaatan pasar modal sebagai instrumen investasi di Makassar terus mencatatkan tren pertumbuhan yang signifikan.
Hal tersebut tercermin dari grafik pertumbuhan investor ritel di Makassar yang naik hingga sekitar 35% secara year to date, di mana per kuartal III/2017 telah mencapai sekitar 8.500 pemegang sub rekening efek (SRE).
Selain itu, nilai transaksi bulanan secara kumulatif oleh investor pasar modal di Makassar telah menyentuh angka Rp800 miliar.
"Angka tersebut masih sangat memungkinkan meningkat lebih tinggi lagi, terlebih perekonomian daerah yang terus membaik. Namun rasio penduduk Makassar maupun Sulsel yang memanfaatkan pasar modal masih sangat kecil, ini yang terus kami dorong," ujar Fahmin.