Bisnis.com, MAKASSAR - Kalangan guru mata pelajaran ekonomi di Sulawesi Selatan dinilai memiliki peranan stategis dalam mendorong rasio tingkat literasi dan inklusi keuangan di daerah tersebut.
Ahmad Murad, Deputi Direktur Pengawasan LJK 2 dan Perizinan OJK Regional 6 Sulampua, mengatakan interaksi guru mata pelajaran ekonomi yang relatif intensif dengan pelajar menjadi poin utama dalam edukasi keuangan secara berkelanjutan.
Di sisi lain, pelajar merupakan segmen potensial dalam pemanfaatan produk jasa keuangan sehingga edukasi komprehensif menjadi sangat penting dalam mendongkrak literasi keuangan.
"Transformasi menjadi agen literasi dan inklusi jadi orientasi dalam optimalisasi peran guru ekonomi. Kapasitas pemahaman guru terhadap OJK dan industri keuangan jadi titik perhatian," katanya di sela-sela Workshop Pengembangan Kompetensi Guru Ekonomi di Makassar, Sabtu (21/10/2017).
Menurut dia, pemahaman guru ekonomi perihal OJK maupun industri jasa keuangan bisa lebih memudahkan proses edukasi terhadap siswa maupun penyampaian materi bisa lebih efektif.
Adapun langkah rill yang dilakukan otoritas, lanjut Murad, diantaranya melalui pelatihan atau training of trainers (ToT) serta dukungan pada pelaksaan pada kegiatan lokakarya keuangan dengan sasaran guru mata pelajaran ekonomi.
Paling anyar, lokakarya dilakukan dengan menggandeng Asosiasi Guru Ekonomi Indonesia (AGEI) Sulsel, di mana kepesertaan berasal dari unsur guru ekonomi yang tergabung dalam asosiasi dan tersebar pada sekolah level SMP hingga SMA/SMK di daerah tersebut.
Untuk jangka panjang, instrumen optimalisasi peran guru ekonomi bisa ikut mendukung target OJK mengejar pertumbuhan tingkat literasi sebesar 6%-7% per tahun ini di Sulsel.
Merujuk pada hasil survei nasional literasi keuangan Indonesia (SNLKI), indeks literasi keuangan Sulsel pada 2016 berada pada 28,4% atau berada di bawah rata-rata nasional di mana indeks literasi sebesar 29,66%.
Kemudian untuk indeks inklusi keuangan Sulsel pada tahun yang sama telah berada pada level 68%, sedikit lebih tinggi dibandingkan rerata nasional yang berada pada level 67,82%.
Ketua AGEI Sulsel Muhammad Syafri Rewa mengatakan jejaring anggota asosiasi yang mencapai pelosok bisa dikolaborasikan dengan beragam program otoritas maupun pelaku industri jasa keuangan guna memacu utilitas pemanfaatan produk industri disamping mendorong rasio literasi.
"Secara keseluruhan, jaringan guru yang tergabung dalam AGEI Sulsel itu mencapai sekitar 2.550 SDM. Sehingga selain penguatan kompetensinya, kami tentu siap jika OJK memiliki program yang cakupan lebih luas di daerah," katanya.
Dia mengklaim, sebagian besar SDM guru mata pelajaran ekonomi di Sulsel telah memiliki kompetensi untuk kemudian mentranformasikannya dalam bentuk dukungan terhadap peningkatan indeks literasi dan inklusi keuangan.
Adapun untuk kegiatan workshop hari ini, ujar Syafri, asosiasi memobilisasi sebanyak 280 guru ekonomi dari 24 kabupaten/kota di Sulsel secara proporsional sehingga lebih mendorong kompetensi perihal pemahaman OJK serta industri secara keseluruhan.