Bisnis.com, MAKASSAR — Perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) per Maret 2025 tercatat telah menyalurkan kredit sebanyak Rp165,78 triliun. Sektor produktif masih menjadi tujuan primadona pembiayaan dengan cakupan 57% dari total.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Moch. Muchlasin memaparkan penyaluran untuk kredit produktif pada periode tersebut sebanyak Rp83,39 triliun. Meskipun jadi mayoritas, namun jumlahnya hanya tumbuh tipis 0,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara kredit konsumtif tersalurkan Rp76,89 triliun, hanya beda tipis dari sektor produktif atau mencakup hingga 43%. Angkanya pun tumbuh lebih tinggi sebesar 8,27% dibandingkan tahun lalu.
"Untuk total penyaluran kredit per Maret 2025, mengalami pertumbuhan melambat 3,76%. Faktor utama perlambatan karena berkurangnya kredit ke sektor perdagangan capai 1,8% dan penurunan signifikan dalam sektor pertambangan, perantara keuangan, administrasi pemerintahan, dan pemilikan ruko," jelasnya, Minggu (11/3/2025).
Muchlasin merinci, berdasarkan sektor ekonominya, perdagangan besar dan eceran mendapat porsi terbesar mencapai Rp38,04 triliun, meskipun jatahnya dikurangi 1,8% dibanding realisasi periode yang sama tahun sebelumnya.
Disusul sektor untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya yang tersalurkan Rp30,2 triliun dan untuk pemilikan rumah tinggal sebesar Rp27,31 triliun. Keduanya mengalami pertumbuhan cukup tinggi yang masing-masing 9,95% dan 16,47%.
Baca Juga
Sektor pertanian, perburuan dan kehutanan menjadi komponen kredit produktif yang mengalami pertumbuhan paling tinggi mencapai 10,86% atau terealisasi Rp14,45 triliun, sejalan dengan meningkatnya produksi padi di Sulsel pada kuartal I/2025.
Lebih lanjut, penyaluran kredit di Sulsel terbagi ke beberapa sektor lain seperti industri pengolahan sebesar Rp7,78 triliun; konstruksi Rp5,54 triliun; jasa kemasyarakatan Rp4,08 triliun; listrik, gas dan air Rp3,65 triliun; real estate Rp3,51 triliun; dan bukan lapangan usaha lainnya Rp15,38 triliun.