Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Sulsel 'Gendong' Pertumbuhan Nasional, Ditopang Produksi Pertanian

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) pada kuartal I/2025 berada jauh di atas perekonomian nasional.
Foto udara bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas New Makassar di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan. Bisnis/Paulus Tandi Bone
Foto udara bongkar muat peti kemas di Terminal Petikemas New Makassar di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan. Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) pada kuartal I/2025 mengalami pertumbuhan 5,78% year on year (yoy), Capaian ini membuat Sulsel sebagai salah satu daerah yang menggendong ekonomi nasional karena pertumbuhannya jauh di atas rerata Indonesia yang berada pada level 4,87%. 

Besaran Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB Sulsel atas dasar harga berlaku mencapai Rp173,51 triliun dan atas dasar harga konstan mencapai Rp97,36 triliun.

Kepala BPS Sulsel Aryanto mengatakan pertumbuhan ini ditopang oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh paling signifikan mencapai 16,56%. Pertanian mencatatkan pertumbuhan yang positif sejak kuartal II/2024, yang didorong salah satunya oleh membaiknya produksi tanaman pangan.

"Pada kuartal I/2025 produksi padi mengalami kenaikan signifikan hingga 139% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang saat itu pertanian di Sulsel mengalami dampak kekeringan akibat fenomena El Nino," ungkap Aryanto dalam konferensi pers, Senin (5/5/2025).

Selain padi, beberapa produk pertanian juga diketahui mengalami peningkatan produksi, antara lain kelapa, kakao, dan bawang merah. Begitu juga dengan produksi perikanan seperti ikan tangkap, serta peternakan seperti ayam dan telur yang mengalami pertumbuhan.

Secara umum pertumbuhan ekonomi Sulsel terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha, kecuali pada pertambangan dan penggalian, dan konstruksi yang terkontraksi masing-masing 3,94% dan 3,11%.

"Produksi nikel memang mengalami kontraksi dari tahun lalu. Ekspor besi dan baja pun turun hingga 23%. Kemudian produk industri barang galian bukan logam juga mengalami penurunan produksi," papar Aryanto.

Dia menambahkan, struktur PDRB Sulsel menurut lapangan usaha tidak mengalami perubahan berarti. Pertanian, kehutanan, dan perikanan masih memberikan andil terbesar mencapai 24,20%.

Dikuti perdagangan besar dan eceran sebesar 14,15%; industri pengolahan 13,18%; konstruksi 11,56%; dan informasi dan komunikasi 5,54%. Peranan kelima lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Sulsel mencapai 68,63%.

Sementara itu berdasarkan pengeluaran, ekspor dan konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan masing-masing 16,61% dan 4,71%. Sedangkan 

Konsumsi Lembaga Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) kontraksi 11,65%; konsumsi pemerintah kontraksi 1,97%; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) kontraksi 0,63%; dan impor barang dan jasa kontraksi 12,16%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper