Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Beton Milik JK Bangun Pabrik di Pomalaa, Layani Proyek Smelter

Pembangunan pabrik beton di Pomalaa dimaksud untuk melayani permintaan beberapa proyek smelter yang kian banyak.
Ilustrasi pembuatan beton di pabrik Kalla Beton./Kalla Beton
Ilustrasi pembuatan beton di pabrik Kalla Beton./Kalla Beton

Bisnis.com, MAKASSAR - Kalla Beton, perusahaan penyedia beton curah siap pakai milik mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), membangun pabrik di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra). 

Pembukaan pabrik ini bertujuan untuk melayani permintaan beberapa proyek infrastruktur, utamanya pembangunan smelter yang kian banyak dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

COO Kalla Beton Ali Syamsu Wairooy mengatakan pihaknya mendirikan batching plant atau pabrik skala besar di Pomalaa dengan kapasitas 60 meter kubik per jam.

Meskipun saat ini masih dalam tahap mobilisasi, perusahaan memastikan akan segera memulai produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. 

Kalla Beton juga berencana akan mengalokasikan peralatan baru, seperti truck mixer dan concrete pump untuk mendukung kebutuhan pasar yang lebih besar.

Alat-alat tersebut akan digunakan untuk meningkatkan efisiensi pengiriman beton dan memperluas jangkauan pasar di Pomalaa dan sekitarnya.

Pomalaa dipilih menjadi lokasi pembangunan pabrik karena banyaknya rencana pembangunan proyek strategis di wilayah tersebut, utamanya beberapa pembangunan smelter nikel.

Dengan penyediaan stok beton berkualitas tinggi, perusahaan yakin bisa membantu para pengembang dalam mempercepat pengembangan infrastruktur di Kolaka.

"Ekspansi ini menjadi bagian dari upaya kami untuk memperkuat kapasitas produksi dan memenuhi permintaan beton berkualitas tinggi untuk proyek-proyek konstruksi yang sedang berlangsung di daerah tersebut," ujar Ali Syamsu Wairooy di Makassar, Selasa (29/4/2025).

Selain di Pomalaa, Kalla Beton juga tengah membangun pabrik di Unaaha, Kabupaten Konawe, Provinsi Sultra dengan kapasitas 30 meter kubik per jam.

Prosesnya masih dalam tahap mobilisasi dengan tujuan yang sama sebagai penyedia proyek smelter.

"Kami telah berencana untuk memperluas pasar dengan mengincar proyek-proyek swasta, terutama dengan adanya kebijakan pemerintah terkait efisiensi anggaran Kementerian PU pada tahun 2025," tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper