Bisnis.com, MAKASSAR - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) memandang peningkatan kinerja logistik di Sulawesi Selatan (Sulsel), baik arus barang masuk maupun keluar, searah dengan pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.
Berkembangnya industri di berbagai sektor seperti pertanian dan perkebunan, pertambangan, perikanan serta sektor lainnya yang dibarengi dengan pembangunan proyek-proyek infrastruktur, membuat industri logistik di Sulsel turut berkembang.
Sektor pertanian pun seolah menjadi penopang kuat karena Sulsel sejauh ini menjadi daerah utama lumbung pangan dalam pengadaan beras yang memberi suplai kebutuhan untuk Indonesia Timur. Belum lagi berbagai komoditas lain seperti jagung, lada, hingga cengkeh.
Dengan keunggulan tersebut, pelaku industri diharuskan menangkap peluang ini untuk meningkatkan kapasitas produksinya melalui investasi sistem dan teknologi terkini.
Ketua DPW ALFI Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) Yodi Nalendra tak memungkiri, di masa yang akan datang digitalisasi logistik bisa memberi peran penting dalam kontribusi pertumbuhan ekonomi Sulsel.
Apalagi pemerintah telah menerapkan digitalisasi melalui Single Submission Pabean Karantina atau SSm QC yang merupakan sistem penyampaian data dan informasi secara tunggal untuk dokumen Permohonan Tindakan Karantina (PTK) dan pemberitahuan pabean impor, sebagai bagian dari program National Logistics Ecosystem (NLE).
Baca Juga
Karena sudah diterapkan menjadi program nasional, pelaku-pelaku logistik di Sulsel harus beradaptasi untuk menggunakan sistem tersebut, terkhusus mereka yang berkecimpung di logistik internasional ekspor dan impor.
Terkait NLE, platform-platform skala nasional sudah mulai bergabung dan menyosialisasikan penerapannya sehingga pelaku-pelaku logistik Sulsel sudah mulai bisa memanfaatkan.
"Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, cepat atau lambat digitalisasi logistik harus kita kuasai, kita manfaatkan dan kita gunakan demi kelancaran arus barang dan memotong cost logistik," ucap Yodi Nalendra kepada Bisnis, Minggu (27/4/2025).
Meskipun begitu digitalisasi masih menjadi tantangan bagi pelaku logistik di Sulsel karena banyak yang belum familiar dengan sistem teknologi digital.
Yodi menekankan, industri logistik di wilayah Sulsel sudah harus melakukan pembaruan atau modernisasi terhadap alat angkut seperti armada truk.
Hal itu sesuai dengan aturan dan regulasi pemerintah serta menyesuaikan dengan medan atau jalan di Sulsel yang memang cukup berat.
Selain itu juga mesti ada keterbukaan investasi di sektor logistik, supaya para pelaku logistik lokal mampu bersaing dengan pelaku logistik nasional bahkan internasional.
"Industri logistik harus melakukan pembenahan internal, baik sistem manajerial dan alat-alat transportasi, sehingga dapat memenuhi tantangan dunia logistik saat ini dan ke depannya. Serta melakukan kolaborasi dengan pelaku-pelaku logistik yang lebih besar baik berskala nasional maupun internasional," ucap Yodi.