Bisnis.com, MAKASSAR - Realisasi ekspor Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Februari 2025 mulai menunjukkan pertumbuhan, setelah bulan sebelumnya anjlok mencapai 33,43% year on year (yoy).
Penurunan ekspor asal wilayah ini bahkan telah terjadi sepanjang 2024, di mana pada tahun tersebut nilainya turun 8,09% dibanding realisasi sepanjang 2023.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Aryanto mengumumkan bahwa capaian pada Februari 2025 telah menunjukkan perbaikan.
Ekspor Sulsel pada bulan tersebut tercatat US$143,47 juta, tumbuh 5,87% yoy dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, tumbuh 15,57% month to month (mtm) dibandingkan Januari 2025.
Nikel menjadi komoditas yang paling banyak diekspor dengan total mencapai US$83,34 juta pada Februari 2025, atau mencakup 57,39% dari total keseluruhan ekspor asal Sulsel. Angka itu pun tumbuh 11,44% yoy dan tumbuh 32,32% mtm.
Komoditas lainnya yang menopang ekspor Sulsel adalah besi dan baja sebesar US$32,31 juta, melambung 56,43% yoy namun masih terkontraksi jika dibandingkan bulan sebelumnya yakni 6,37% mtm.
Baca Juga
Kemudian ada biji-bijian berminyak sebesar US$7,06 juta. Meskipun menjadi komoditas pemberi andil terbesar ketiga untuk ekspor Sulsel, namun realisasinya pada Februari 2025 masih terkontraksi 40,87% yoy dan terkontraksi 12,4% mtm.
"Beberapa komoditas unggulan ekspor Sulsel memang masih ada yang mencatatkan realisasi lebih rendah dibanding tahun sebelumnya maupun bulan sebelumnya. Namun sebagian besar telah menunjukkan adanya pertumbuhan, utamanya untuk 10 komoditas utama," ucap Aryanto melalui konferensi pers di Makassar, Selasa (8/4/2025).
Meskipun secara tahunan maupun bulanan penjualan komoditas Sulsel ke pasar global mulai tumbuh, namun secara kumulatif angkanya masih rendah.
Realisasi ekspor Sulsel pada Januari - Februari 2025 hanya sebesar US$267,61 juta, lebih rendah 16,89% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$322,01 juta.
Sementara itu BPS mencatat sebagian besar ekspor pada Februari 2025 ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Taiwan, Vietnam, dan Korea Selatan dengan proporsi masing-masing sebesar 59,22%; 35,64%; 2,00%; 1,65%; dan 0,98%.