Bisnis.com, MAKASSAR - Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) berniat memperluas peluang bagi warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk mendapatkan akses bekerja di luar negeri atau menjadi pekerja migran.
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Cristina Ariyani dalam kunjungannya ke Makassar mengatakan kontribusi pekerja migran terhadap ekonomi daerah melalui remitansi selama ini cukup besar.
Oleh sebab itu, perluasan peluang akan menjadi salah satu upaya dalam pengembangan daerah ke depan.
Pihaknya telah melakukan pemetaan berbagai peluang kerja di luar negeri yang bisa diakses warga Makassar. Sektor yang berpotensi besar di antaranya kesehatan, perhotelan, dan industri teknis.
“Kami telah berdiskusi dengan berbagai pihak di luar negeri. Kami juga telah mengunjungi beberapa institusi pendidikan di Makassar untuk melihat kesiapan tenaga kerja yang ingin bekerja di luar negeri,” ungkapnya di kantor Wali Kota Makassar, Rabu (19/3/2025).
Kunjungannya ke Makassar juga sekaligus memastikan proses imigrasi bagi para pekerja migran nantinya bisa berjalan aman dan sesuai prosedur.
Baca Juga
Oleh karena itu para pekerja perlu dibekali keterampilan terlebih dahulu agar bisa bekerja di sektor yang lebih baik dan mendapat penghasilan layak.
“Tugas kami memastikan pekerja migran tidak dieksploitasi dan memiliki kompetensi sebelum berangkat. Ini penting agar mereka bisa bekerja dengan aman dan mendapatkan hak-haknya,” katanya.
Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin mendukung penuh upaya tersebut. Bahkan pihaknya telah berencana untuk bekerja sama dengan pihak swasta dalam peningkatan kapasitas calon pekerja.
Pemerintah kota juga berencana bertemu dengan Konsulat Jenderal Australia guna membahas strategi kerja sama dalam meningkatkan peluang kerja bagi warga Makassar di luar negeri.
"Kami juga akan memperkuat edukasi dan sosialisasi tentang migrasi aman melalui berbagai kanal informasi, termasuk media sosial dan komunitas lokal," ungkap Munafri.
Menurutnya, persiapan matang dari sisi penguatan regulasi juga akan sangat penting. Dia berharap pemerintah pusat dan daerah bisa selalu berkoordinasi memperkuat regulasi serta menyediakan pendampingan bagi calon pekerja migran sejak pendaftaran hingga saat mereka bekerja di luar negeri.
“Banyak mahasiswa ingin mencari pengalaman kerja di luar negeri, tetapi mereka masih bingung karena regulasi yang tumpang tindih. Ini sering membuat mereka menjadi korban birokrasi rumit atau bahkan praktik ilegal. Kita harus memastikan mereka mendapat perlindungan hukum yang jelas agar tidak menjadi korban penipuan atau eksploitasi,” tegasnya.