Bisnis.com, MAKASSAR - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengawasi beberapa komoditas yang berpotensi mengalami lonjakan harga jelang Idulfitri 2025 karena diproyeksi bisa meningkatkan inflasi daerah pada bulan ini.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Sulsel Rizki Ernadi Wimanda mengatakan ada 5 komoditas yang fokus dipantau oleh TIPID Sulsel, yakni beras, tomat, cabai merah, bawang merah, dan angkutan udara.
Kelima komoditas itu dinilai memiliki frekuensi cukup tinggi dalam mendorong kenaikan inflasi di 8 Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang ada di Sulsel.
Apalagi secara historis, harga komoditas-komoditas itu konsisten melonjak hingga puluhan persen tiap tahun saat hari raya keagamaan.
"Kami terus memantau harga semua komoditas selama Ramadan hingga Idulfitri nantinya, utamanya 5 komoditas ini menjadi perhatian lebih karena pengaruh besar terhadap inflasi Sulsel. TPID dan pemerintah pun telah siap mengantisipasi apabila harga mulai melonjak," ucap Rizki Ernadi Wimanda melalui keterangan resmi, Jumat (7/3/2025).
Selain 5 komoditas tersebut, TPID Sulsel juga memantau beberapa komoditas lain yang terancam meningkatkan inflasi, terutama dari sektor pangan, seperti minyak goreng, bawang putih, gula pasir, dan daging ayam ras.
Baca Juga
Rizki menambahkan kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik kelas ekonomi sebesar 13%-14% selama masa angkutan Lebaran 2025 meningkatkan optimisme dalam menjaga stabilisasi inflasi.
Sehingga, lanjut dia, peran dan tanggung jawab pemerintah daerah dapat lebih difokuskan untuk pengendalian harga pangan strategis.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengungkapkan pihaknya telah menyusun beberapa strategi dalam upaya mengendalikan harga bahan pokok, salah satunya dengan melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh kabupaten/kota.
Program ini melibatkan Bulog serta distributor pangan lokal untuk menyediakan kebutuhan pangan strategis dengan harga terjangkau.
Pihaknya juga telah mengimbau agar pemerintah kabupaten/kota aktif dalam memantau kecukupan stok pangan, serta melakukan langkah antisipatif dan korektif apabila ditemukan potensi defisit pasokan yang dapat menyebabkan kenaikan harga.
"Selain itu, Bulog juga kita dorong untuk meningkatkan penyerapan gabah petani pada periode panen raya Maret-Apri 2025, dengan mengoptimalkan gudang-gudang yang ada di wilayah ini," tuturnya.