Bisnis.com, MAKASSAR - Produksi jagung berdasarkan pemisahan bulir atau pipilan kering dengan kadar air 14% di Sulawesi Selatan (Sulsel) sepanjang 2024 mencapai sekitar 1,13 juta ton.
Produksi jagung di Sulsel meningkat sekitar 105.990 ton atau 10,34% jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 1,03 juta ton.
Produksi tertinggi tercatat terjadi pada Maret 2024 yaitu sebesar 292.850 ton, sedangkan produksi terendah pada Januari 2024 yang hanya sekitar 48.970 ton.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel Aryanto menjelaskan berdasarkan realisasi luas panen, tercatat ada 191.010 hektare lahan tanaman jagung di Sulsel yang berhasil panen sepanjang 2024.
Angkanya meningkat sekitar 9.210 hektare atau 5,07% dibanding pada 2023 yang saat itu seluar 181.800 hektare.
Puncak panen terjadi pada Maret 2024 di mana luas lahan yang berhasil panen mencapai 36.700 hektare. Sementara luas panen paling sedikit terjadi pada Januari 2024 yang hanya seluas 5.690 hektare.
Baca Juga
"Puncak panen jagung 2024 berbeda dengan tahun 2023 yang terjadi pada Juli, puncak panen jagung 2024 terjadi pada Maret dengan luas 36.700 hektar, relatif lebih tinggi 11.510 hektare atau 45,66% dibandingkan Juli 2023," ucap dia, Senin (3/3/2025).
Sementara itu potensi luas panen jagung pipilan kering periode Januari–April 2025 diperkirakan akan mencapai sekitar 88.960 hektare, dengan potensi produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14% sebanyak 527.580 ton.
BPS sendiri merinci bahwa luas panen jagung hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA) tahun 2023–2024 terdiri dari tiga jenis panen yaitu panen hijauan, panen muda, dan panen pipilan.
Luas panen jagung pipilan sepanjang 2024 mencapai sekitar 191.010 hektare, luas panen hijauan dan luas panen muda pada 2024 masing-masing sebesar 5.850 hektare dan 14.330 hektare.