Bisnis.com, MAKASSAR - Komoditas pisang cavendish yang merupakan hasil budi daya kolaborasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), PT. Cipta Agri Pratama dan para petani sejak 2023 lalu, mulai diperdagangkan. Terbaru, Sebanyak 10 ton pisang berhasil dikirim dan dijual ke Jakarta dan Surabaya.
Direktur PT. Cipta Agri Pratama, Rio Erlangga mengatakan pisang cavendish yang dikirim ini merupakan hasil panen dari para petani yang ada di beberapa daerah di Sulsel, yang telah membudidayakan komoditas tersebut.
Beberapa di antaranya yang telah menjalin kemitraan, yaitu petani dari Kabupaten Bone, Bantaeng, Takalar, Gowa, Sidrap, Pinrang, Parepare, dan Pangkep. Dengan
"Ini menunjukkan bahwa produk buah-buahan dari Sulsel diminati oleh pasar, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan daya saing produk serta meningkatkan kontribusi terhadap pemasukan daerah dan negara," ungkap Rio, Senin (10/2/2025).
Dia menambahkan bahwa budi daya pisang cavendish di wilayah ini sejatinya berorientasi pada ekspor, mengingat pangsa pasar buah-buahan, utamanya pisang sangat besar. Sulsel sendiri dianggap memiliki peluang untuk meningkatkan produksi baik dari segi kuantitas, kontinuitas, maupun kualitas.
Sejauh ini tercatat sudah lebih dari 200.000 pohon pisang cavendish yang ditanam di Sulsel, dengan pemanfaatan lahan tidur yang ditarget mencapai sekitar 500.000 hektar.
Baca Juga
Sebelum pengiriman ke Jakarta dan Surabaya, PT. Cipta Agri Pratama mengungkapkan pisang cavendish Sulsel sejak September 2024 hingga awal Februari 2025 telah berhasil diekspor sebanyak 130 ton ke beberapa negara timur tengah. Budi daya ini pun berhasil mendorong perputaran uang sebesar Rp180 triliun setiap tahunnya.
"Kita terus melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah untuk dapat meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kontinuitas produk pisang cavendish sehingga dapat memenuhi kebutuhan baik bagi pasar lokal maupun pasar global, serta sebagai upaya pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional," ujar Rio.