Bisnis.com, MAKASSAR — Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Kanwil DJBC Sulbagsel) mencatat realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai di Sulawesi Selatan (Sulsel) sepanjang 2024 mencapai Rp490,82 miliar, tumbuh 36,44% jika dibandingkan capaian 2023 yang hanya Rp359,74 miliar.
Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai, Kanwil DJBC Sulbagsel Alimuddin Lisaw mengungkapkan pertumbuhan ini ditopang oleh penerimaan bea masuk yang mencapai Rp303,54 miliar, meningkat 41,7% jika dibandingkan realisasi pada 2023 yang hanya Rp214,22 miliar.
Melonjaknya setoran pada bea masuk ini diakibatkan realisasi impor bayar yang naik tajam. Tambahan kontribusi dari impor beras senilai Rp2,1 miliar pada Desember 2024 memberi pengaruh yang signifikan terhadap setoran bea cukai secara keseluruhan.
"Selain itu ada juga importasi raw sugar atau gula mentah yang selalu konsisten menyumbang bea masuk. Pada Desember 2024 nilainya bahkan mencapai Rp6,4 miliar," paparnya melalui konferensi pers di Makassar, Jumat (24/1/2025).
Alimuddin menambahkan, bea keluar juga mengalami pertumbuhan yang mengesankan mencapai 131,1% atau terealisasi sebesar Rp83,42 miliar. Aktifnya kembali kegiatan ekspor kakao dan peningkatan harga ekspor komoditas ini menjadi faktor utama peningkatan setoran di bea keluar.
Sementara itu realisasi cukai di Sulsel tercatat sebesar Rp103,86 miliar pada 2024, mengalami penurunan 5,1% jika dibandingkan capaian 2023 yang sebesar Rp109,43 miliar. Hal tersebut cukup dipengaruhi oleh produksi hasil tembakau atau rokok yang terkoreksi 4,3% dari tahun sebelumnya.
Baca Juga
"Penerimaan cukai minuman beralkohol pada tahun 2024 sebenarnya naik 2,7%, namun rokok sangat mempengaruhi realisasi cukai di Sulsel sepanjang tahun tersebut. Penyesuaian tarif cukai pada 2024 pun juga cukup mempengaruhi penjualan rokok di pasaran," tuturnya.