Bisnis.com, MAKASSAR — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang mendapatkan kredit dari perbankan per September 2024 tercatat sebanyak 912.248 debitur, atau hanya mencakup sekitar 50% saja dari total UMKM yang terdata di wilayah ini yang mencapai 1,8 juta.
"50% sisanya dapat modal dari mana? Uang pribadi? Kami rasa tidak ya. Kami khawatirkan mereka masih banyak yang pinjam uang dari rentenir atau pinjol-pinjol yang tidak bertanggung jawab. Kondisi ini jadi perhatian kita bersama," ungkap Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Darwisman kepada wartawan, Selasa (19/11/2024).
Maka dari itu, pihaknya kini terus berusaha meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat terhadap produk atau layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan, serta melaksanakan program layanan literasi inklusi keuangan daerah atau Layarku.
Strateginya dengan memaksimalkan peran Industri Jasa Keuangan (IJK) yang memiliki jaringan kantor di seluruh kabupaten/kota se-Sulsel untuk memberikan literasi dan akses keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat hingga ke tingkat pedesaan.
"Serta bekerja sama dan kolaborasi antar pemerintah daerah dan perangkat desa, hingga melakukan kegiatan edukasi keuangan dengan memanfaatkan teknologi informasi, digitalisasi dan media sosial," jelasnya.
Sementara itu realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel per September 2024 tumbuh sebesar 5,41% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp61,70 triliun dengan share sebesar 38,53% dari total kredit yang disalurkan bank umum.
Baca Juga
Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro mencapai 11,00% menjadi Rp34,55 triliun dengan cakupan sebesar 56% dari total kredit UMKM. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 912.248 debitur dengan tingkat NPL pada level 4,60%.