Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Pasar Modal di Sulteng Rp777 Miliar hingga Agustus 2024

Nilai transaksi tersebut dari aktivitas 107.737 single investor identifikasi (SID) yang melantai di bursa saham Sulteng.
Karyawan beraktivitas di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/10/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P.
Karyawan beraktivitas di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/10/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P.

Bisnis.com, PALU - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan nilai transaksi pasar modal di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mencapai Rp777 miliar selama delapan bulan terakhir atau sejak Januari hingga Agustus 2024.

"Nilai transaksi tersebut dari aktivitas 107.737 single investor identifikasi (SID) yang melantai di bursa saham Sulteng," kata Kepala BEI Perwakilan Sulawesi Tengah Putri Irnawati di Palu, Selasa (15/10/2024).

Ia menjelaskan nilai transaksi pasar modal diperkirakan masih terus bergerak, seiring perkembangan Indeks Saham Gabungan (IHGS).

Hingga kini kondisi pasar modal Sulteng mengalami peningkatan signifikan dari 76.918 SID tahun 2023, menjadi 107.737 SID tahun 2024, bahkan diprediksi masih meningkat hingga akhir tahun nanti.

"Nilai transaksi pasar modal tahun lalu mencapai Rp7 triliun, tahun ini diproyeksikan tidak sebesar capaian tahun sebelumnya," ujarnya.

Meski begitu, pihaknya tetap optimistis Bursa Efek tetap stabil melihat jumlah SID yang melantai di bursa saham sangat positif, olehnya langkah-langkah penguatan masih menjadi acuan dalam memperkaya investasi pasar modal.

Di sisi lain, menurut catatan BEI daerah dengan investor pasar modal terbanyak di Sulteng berada di Kota Palu 33.590 SID, disusul Kabupaten Banggai 11.750 SID dan Morowali 10.682 SID.

"Kota Palu dengan daerah terbanyak investor, karena ibu kota Sulteng mengandalkan sektor jasa, diperkirakan sektor tersebut mempengaruhi jumlah investor pasar modal," tutur Putri.

BEI juga melaporkan bahwa SID yang mendominasi bursa saham di Sulteng kalangan usia 18-25 tahun sebanyak 10.252 SID atau 38%, kemudian usia 26-30 tahun 6.742 SID atau 25%, usia 31-20 tahun 6.528 SID atau 24% dan usia 41-100 tahun 3.502 SID atau hanya 13%.

"Itu artinya bursa saham didominasi investor usia produktif. Berdasarkan klasifikasi pekerjaan, swasta masih berada di puncak dengan jumlah 10.252 pekerja atau 32 persen, kalangan pengusaha hanya 4.195 SID tau sekitar 15 persen, sedangkan ASN hanya berkontribusi 1.739 pegawai atau sekitar 6 persen," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper