Ada Ancaman Megathrust, Mentawai Gelar Simulasi Bencana Tsunami dan Gempa Magnitudo 8,9

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan resmi mengatakan latihan simulasi tersebut dilakukan untuk membangun dan melatih kembali kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi gempa dan tsunami di sepanjang kawasan megathrust Sumatra.

"Latihan stimulasi itu penting dilakukan, agar masyarakat umum, satuan pendidikan, nelayan, pedagang dan unsur perangkat daerah, lebih siaga dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi dan tsunami megathrust Mentawai," katanya, Jumat (6/9/2024). 

Namun seiring adanya latihan simulasi bencana gempa bumi dan tsunami itu, Suharyanto mengimbau bagi masyarakat untuk tidak berlebihan dalam menyikapi isu potensi megathrust dan fokus untuk meningkatkan kesiapsiagaan mulai dari tingkat keluarga, memeriksa rencana evakuasi mandiri, jalur evakuasi, memelihara shelter dan melatih kembali komunikasi risiko berbasis komunitas.

Untuk itu dia menyampaikan latihan simulasi bencana bukan hanya latihan sekali seumur hidup, tapi harus menjadi budaya dan pelajaran seumur hidup. Karena kondisi Indonesia di tengah zona antar lempeng tektonik aktif menjadi penyebab rawannya terjadi bencana gempa bumi dan tsunami.

Kemudian BNPB juga turut memberikan dukungan bantuan kepada pemerintah daerah dan masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai berupa dukungan operasional Dana Siap Pakai sebesar Rp200 juta serta logistik dan peralatan lainnya.

Sebelumnya BNPB juga telah melakukan kesiapsiagaan menghadapi potensi ancaman megathrust, seperti penyelenggaraan latihan gabungan skala internasional Mentawai Megathrust Disaster Relief Exercise pada tahun 2014, latihan ASEAN Disaster Emergency Response Simulation Exercise (ARDEX) di Kota Cilegon pada tahun 2018, mitigasi vegetasi di Pantai Cemara Sewu Cilacap tahun 2021, maupun Ekpedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) yang menyasar 512 di 24 kabupaten/kota yang berada pada pesisir selatan Pulau Jawa. 

Saat ini BNPB mendapatkan dukungan Indonesia Disaster Resilience Initiative Programs atau IDRIP dalam kesiapsiagaan untuk menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami, melalui penguatan pusat pengendalian operasi, destana, peringatan dini maupun penyusunan dokumen rencana kontinjensi. 

Ketua Kelompok Siaga Bencana (KSB) Pulau Sipora, Nobel menambah bahwa kemandirian masyarakat Pulau Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam membangun kesiapsiagaan telah dilengkapi dengan fasilitas Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA).

Menurutnya untuk lokasi TES tersebar di lima titik, yaitu Bukit Tower Telkomsel, Bukit Padas, Kilometer 3 Dusun Karoniet, Gereja Phiniel dan Bukti Sirua Kolui.

Sedangkan TEA tersebar di tiga lokasi, yakni Kilometer 4 sampai 5 Bappeda dan Kantor Bupati Kepulauan Mentawai, Dusun Berat dan Dusun Pukarayat.

"Masyarakat dan perangkat desa setempat telah dibiasakan untuk latihan simulasi selama satu sampai tiga bulan sekali serta dilengkapi dengan fasilitas sistem peringatan dini yang telah disepakati bersama meliputi toa Masjid, lonceng Gereja, maupun teriakan masyarakat untuk saling membantu evakuasi," jelasnya.

Menurut Nobel, kesiapsiagaan menghadapi potensi megathrust ini menjadi pengingat kembali bagi masyarakat Pulau Sipora untuk tetap waspada dan tidak lengah karena bencana merupakan peristiwa yang berulang. 

"Latihan simulasi yang dilakukan oleh masyarakat diharapkan menjadi kebiasaan dasar masyarakat pesisir dalam menyikapi potensi bencana," tutupnya.