Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulsel Disiapkan Jadi Penghasil Pisang Terbesar di Indonesia

Target keseluruhan penanaman pohon pisang mencapai 1 miliar pohon di lahan seluas 500.000 hektare.
Pisang kepok grecek asal Kabupaten Kutim yang baru-baru ini di ekspor ke Kanada./Bisnis Indonesia
Pisang kepok grecek asal Kabupaten Kutim yang baru-baru ini di ekspor ke Kanada./Bisnis Indonesia

Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) berniat menjadikan wilayah ini sebagai penghasil pisang terbesar di Indonesia dengan target penanaman keseluruhan mencapai 1 miliar pohon di lahan seluas 500.000 hektare. Sebagai langkah awal, mereka telah mencanangkan penanaman 200 juta pohon di lahan seluas 100.000 hektare sampai tahun depan. 

Pemerintah provinsi menunjukkan keseriusannya dengan menganggarkan sebesar Rp30 miliar pada APBD Perubahan 2023 untuk budi daya tanaman pisang. Rencananya, anggaran tersebut akan ditambah sebesar Rp1 triliun pada 2024 mendatang.

Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin menjelaskan, selama ini budi daya pohon pisang di Sulsel belum dilakukan secara serius, padahal konsumsi pisang di Indonesia cukup tinggi. Di Sulsel saja beberapa makanan tradisional banyak yang menggunakan bahan utama pisang.

Selain itu, permintaan pisang dunia juga cukup tinggi. PT Great Giant Food (GGF) sebagai eksportir pisang di Indonesia, yang bekerjasama dengan Pemprov Sulsel, sempat mengatakan jika sudah ada 65 negara yang telah mengajukan permintaan pembelian pisang, namun hanya satu persennya saja yang bisa mereka penuhi.

"PT GGF ini kan yang bekerjasama dengan kita melakukan pengembangan pisang di Sulsel, mereka itu baru bisa memenuhi satu persen saja dari semua permintaannya karena kekurangan produksi. Makanya ini bisa menjadi peluang kita melakukan pengembangan, kita optimistis membuka pasar ekspor," paparnya, Rabu (11/10/2023).

CEO PT Great Giant Food (GGF) Tommy Wattimena mengatakan pisang adalah komoditas buah terbanyak yang dikonsumsi masyarakat Indonesia hingga saat ini. Permintaan ekspor tinggi yang tentu memiliki nilai ekonomi tinggi pula.

Dia mencontohkan, budi daya yang dilakukannya di Lampung hanya seluas 32.000 hektare, namun memiliki revenuenya pertahun mencapai Rp5 triliun. Jika hal ini bisa diaplikasikan di Sulsel dengan luasan lahan yang lebih luas, maka diproyeksi bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Nilai ekonominya tinggi. Selain sebagai makanan budaya, setiap kegiatan dengan sajian makanan selalu ada pisang. Apalagi pisang adalah tanaman budayanya Sulsel, jadi akan sangat menjanjikan," ungkapnya.

Pihak GGF sendiri akan bekerjasama dalam upaya meningkatkan kualitas dan cara menanam yang sesuai kepada para petani pisang. Serta penyediaan bibit menggunakan teknologi kultur jaringan, pendampingan, hingga pemasaran.

"Kita akan membantu membimbing para petani-petani yang bersedia, selanjutnya mengajarkannya supaya kualitas yang diinginkan masyarakat bisa dilakukan mulai diperhitungkan atau direncanakan dengan baik pada waktu penanamannya," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper