Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Jembrana Menyerang 22 Ternak di Sulawesi Tenggara

Sebelumnya hanya menyerang ternak jenis sapi pada dua kabupaten, kini hasil identifikasi lapangan, terdapat empat kabupaten yang teridentifikasi virus Jembrana.
Petugas memasangkan eartag atau tanda pengenal pada telinga hewan ternak sapi yang telah disuntik vaksin./Bisnis-Rachman
Petugas memasangkan eartag atau tanda pengenal pada telinga hewan ternak sapi yang telah disuntik vaksin./Bisnis-Rachman

Bisnis.com, KENDARI - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menyebutkan bahwa virus Jembrana menyerang sebanyak 22 ternak di wilayah yang dikenal dengan sebutan "Bumi Anoa" itu.

Kepala Distanak Sultra Dr. LM Rusdin Jaya di Kendari Senin (14/8/2023), mengatakan bahwa virus tersebut terdapat di empat kabupaten di Provinsi Sultra.

"Sebelumnya hanya menyerang ternak jenis sapi pada dua kabupaten, kini hasil identifikasi lapangan, terdapat empat kabupaten yang teridentifikasi virus Jembrana," katanya.

Penyakit Jembrana adalah penyakit hewan menular pada sapi bali yang disebabkan oleh virus. Wabah penyakit Jembrana pertama kali terjadi di Bali pada tahun 1964. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada saat wabah cukup besar karena angka kesakitan dan angka kematiannya relatif tinggi. Disamping itu penyakit Jembrana dapat menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga hewan rentan terhadap penyakit lainnya.

Ia menyampaikan bahwa empat kabupaten yang teridentifikasi Virus Jembrana berdasarkan hasil uji sampel tersebut, antara lain Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), Bombana, Konawe, dan Kabupaten Konawe Utara (Konut).

"Kabupaten Koltim 13 ekor sapi, Bombana lima ekor, Konawe tiga ekor, Kabupaten Konut satu ekor. Total semua 22 ekor dan tidak semuanya ternak itu mati," katanya.

Ia menjelaskan bahwa kasus virus Jembrana yang menyerang hewan ternak di empat kabupaten tersebut telah dilaporkan ke pemerintah pusat untuk dilakukan pencegahan untuk penyebarannya ke wilayah lain atau ke hewan ternak lainnya.

Untuk langkah awal, pihaknya melakukan vaksinasi kepada hewan ternak tersebut untuk menghindari ternak yang mati mendadak. Sebab, hal itu dapat mempengaruhi populasi di wilayah itu.

"Teman-teman di lapangan selalu melakukan monitoring (pemantauan) terhadap gejala, kita berharap nanti bisa kita lokalisasi agar tidak tersesat di kabupaten lainnya," katanya.

Meski begitu, kata dia, ternak yang teridentifikasi tertular Virus Jembrana tidak berbahaya untuk dikonsumsi manusia.

"Saat ini bagi kami yang paling utama juga adalah menjaga lalulintas ternak antara kabupaten dan provinsi yang keluar masuk apakah sehat atau tidak," demikian LM Rusdin Jaya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper