Bisnis.com, MANADO - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor biji pala 13 ton ke Singapura dan Belanda pada akhir 2020 dengan nilai USD65.300.
Kedua negara tersebut telah lama menjadi langganan tujuan ekspor untuk komoditi biji pala asal Sulut.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sulut Darwin Muksin mengatakan bahwa pihaknya juga menyasar beberapa negara di Amerika dan Eropa sebagai pasar baru biji pala dari wilayahnya.
“Komoditi biji pala asal Sulut memiliki kualitas mumpuni dan sudah diakui di pasar internasional, olehnya itu kami yakin akan bisa masuk ke pasar yang lebih besar,” ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (12/1/2020).
Dia menjelaskan, selain Asia, Amerika dan Eropa merupakan pasar potensial biji pala, sehingga pelaku usaha perlu mengoptimalkan peluang ini.
Menurutnya, selama ini angka ekspor Sulut bisa dikatakan cukup baik, hanya saja negara tujuannya masih sedikit.
“Perlu diperluas supaya tidak ada ketergantungan misalnya bila terjadi gejolak di satu negara tujuan ekspor, bisa dialihkan ke negara lain, sehingga industri akan tetap jalan.”
Ia berharap, ke depan bisa dikembangkan komoditi ekspor dengan kandungan lokal lebih tinggi. Selain itu, komditas yang diekspor tersebut akan diupayakan sudah diolah di Indonesia, tidak lagi mengekspor bahan mentah, karena ini akan memberi nilai tambah.