Bisnis.com, MAKASSAR - Sulawesi Selatan pada Oktober 2020 tercatat mengalami deflasi 0,09 persen. Deflasi yang terjadi terpacu oleh penurunan indeks pada kelompok pengeluaran yaitu perumahan air, listrik gas, dan bahan bakar sebesar 0,01 persen.
Selain itu terjadi pula penurunan indeks pada kelompok transportasi sebesar 0,56 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,03 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Yos Rusdiansyah data tersebut merupakan hasil pemantauan di 5 Kota IHK.
"Terjadi penurunan IHK dari 104,79 menjadi 104,70 pada Oktober 2020. Dari 5 kota IHK, deflasi terjadi di dua kota yaitu Makassar dan Parepare, sementara tiga daerah yakni Kabupaten Bulukumba, Bone dan Kota Palopo mengalami inflasi," ungkap Yos, Senin (2/11/2020).
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar sebesar 0,13 persen dan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Bone sebesar 0,40 persen.
Sementara, terdapat delapan kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi di antaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,16 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,11 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,01 persen.
"Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1,38 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (yoy) yakni Oktober 2020 terhadap Oktober 2019 sebesar 1,46 persen," kata Yos.
Adapun sepuluh komoditas yang menhalami deflasi yaitu emas perhiasan, tarif angkutan udara, tomat, wortel, telur ayam ras, jagung manis, jagung manis, tarif listrik, sayur bayam, ikan cakalang, dan buah anggur.
Sementara sepuluh komoditas penyumbang inflasi dengan harga yang bergejolak seperti cabai merah, udang basah, cabai rawit, daging ayam ras, pasir, rokok kretek filter, bawang putih, ikan baronang, tarif kendaraan roda empat online dan sabun mandi. (K36)
Kelompok Perumahan dan Transportasi Penyumbang Deflasi Sulsel 0,09 Persen
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar sebesar 0,13 persen dan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Bone sebesar 0,40 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Andini Ristyaningrum
Editor : Amri Nur Rahmat
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 hari yang lalu
Puncak Arus Mudik di Bandara Hasanuddin pada 23 Desember
2 hari yang lalu
Temuan Uang Palsu di Sulawesi Tenggara Meningkat
2 hari yang lalu