Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Kawasan Industri Logam, KBN Lirik Kabupaten Takalar

PT Kawasan Berikat Nusantara atau KBN (Persero) berencana akan memboyong investor asal China untuk menawarkan potensi pengembangan kawasan industri di Sulawesi Selatan. Kabupaten Bantaeng dan Takalar rencananya akan didorong menjadi pengembangan kawasan industri logam.

Bisnis.com, MAKASSAR -- PT Kawasan Berikat Nusantara atau KBN (Persero) berencana akan memboyong investor asal China untuk menawarkan potensi pengembangan kawasan industri di Sulawesi Selatan. Kabupaten Bantaeng dan Takalar rencananya akan didorong menjadi pengembangan kawasan industri logam. 

Direktur Pengembangan KBN, Rahayu Ahmad Junaedi mengatakan, Sulsel menjadi salah satu daerah yang ditawarkan untuk menjadi kawasan industri logam selain Kuala Tanjung di Sumatera Utara dan Rembang, Jawa Tengah. Menurut Junaedi, Takalar menjadi kandidat terkuat dengan sejumlah syarat yang bisa dipenuhi. 

"Merupakan kesempatan besar, apalagi logam, alumunium, tembaga, dan seng yang merupakan non ferrous adalah bahan baku utama untuk pembuatan kendaraan. Kita bisa mengolahnya di sini," ungkap Junaedi di Makassar, Kamis (16/5).

Untuk merealisasikan proyek ini pihaknya menyediakan investasi sebesar Rp40 triliun. Investasi tersebut disiapkan untuk pembangunan infrastruktur, pabrik, dan sejumlah sarana dan pra sarana. Junaedi menambahkan, dana tersebut murni merupakan dana dari investor dan tidak menggunakan APBN. 

"Konsep yang akan dibangun dalam proyek ini yaitu bussiness to bussiness," tuturnya. 

Kabupaten Takalar dinilai potensial untuk menjadi kawasan industri logam dengan adanya sejumlah aspek yang dipenuhi. Misalnya saja wilayah strategis dengan jarak tempuh dari Pelabuhan Makassar sekitar 25 kilometer. 

Adapun saya dukung lainnya, Takalar memiliki wilayah geografis dengan kawasan pantai dan waterfront yang bisa dimanfaatkan menjadi lahan pembangunan pelabuhan khusus. Takalar juga memiliki ketersediaan air yang melimpah. 

Secara total untuk pembangunan kawasan industri logam tersebut membutuhkan lahan seluas 1.000 hektare. Untuk pembangunannya, akan dilakukan secara bertahap. Saat ini Pemerintah Kabupaten Takalar sudah menyediakan lahan seluas 750 hektare. 

"Kita juga melihat daya dukung energinya. Takalar dekat dengan Jeneponto yang sudah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Banyak pertimbangan untuk menjadikan pengembangan kawasan industri di sana," jelas Junaedi. 

Sementara itu, Direktur KBN Sattar Taba menjelaskan, pembangunan kawasan industri logam tersebut dinilai bisa mendukung target kinerja KBN selama lima tahun ke depan. Ia menyebut, KBN menargetkan laba sebesar Rp1,5 triliun dalam waktu lima tahun ke depan. 

"Pada 2018, laba KBN sebesar Rp149,7 miliar dengan aset Rp2,1 triliun. Yang paling penting hasilnya dan pemanfaatan tenaga kerja," kata Sattar.

Selain laba, pengembangan kawasan industri logam ini juga tetap mengacu pada pemberdayaan masyarakat. Yang paling utama adalah terbukanya lapangan kerja baru dengan melibatkan masyarakat di kawasan pengembangan kawasan industri logam. 

Rencananya, pada 22 Mei mendatang, KBN akan membawa investor China untuk meninjau langsung lahan dan keadaan kawasan industri baru yang akan membutuhkan 10.000 tenaga kerja baru.

"Kami berharap bapak Gubernur Sulsel bisa hadir untuk peninjauan langsung keadaan lahan di Takalar, kami akan bersama investor dari China sebanyak 21 orang," terang Sattar. 

Sekadar diketahui, KBN satu dari tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang kawasan industri. Pemilik saham KBN adalah pemerintah pusat sebesar 73,15% dan pemprov DKI Jakarta 26,85%.

Menanggapi rencana KBN ini Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah siap menyambut dengan tangan terbuka. Pemerintah Provinsi Sulsel berkomitmen menyediakan karpet merah untuk semua yang berkaitan dengan dunia usaha.

"Kawasan Berikat Nusantara ini ada investasi cukup besar. Dan Sulsel berpotensi mengembangkan industri itu. Ini sudah menjadi komitmen kita untuk mempermudah dunia usaha, kalau bisa dipermudah kenapa harus dipersulit," ungkap Nurdin. 

Nurdin mengaku, siap mendukung Mega proyek ini mulai dari proses perizinan hingga ketersediaan lahan. Ke depan untuk membahas tindak lanjut pembangunannya, Pemprov Sulsel akan bersinergi bersama Pemkab Takalar. Bisnis industri kata dia, bisa berkontribusi besar mendorong peningkatan ekonomi negara, terkhusus untuk Sulsel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper