Bisnis.com, MAKASSAR – Pada April 2109, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat inflasi di provinsi tersebut sebesar 0,42% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 137,23. Inflasi tersebut dipicu dengan oleh kenaikan harga sejumlah bumbu dapur.
Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah, menerangkan menjelang Ramadan kenaikan harga cenderung terjadi pada sejumlah bahan pokok termasuk bumbu dapur. Kenaikan harga di pasaran seringkali sulit dikendalikan meski pemerintah telah melakukan sejumlah stimulus.
"Kelompok bumbu-bumbuan sangat tinggi memicu kenaikan inflasi Sulsel pada April ini, penyebabnya bisa jadi karena jelang Ramadan," kata Yos di Kantor BPS Sulsel, Kamis (2/5/2019).
Adapun jenis beberapa komoditas dalam kelompok bumbu dapur yang memberi andil tertinggi terhadap inflasi Sulsel di antaranya bawang merah, bawang putih, tomat sayur, cabai rawit, tomat buah, cabai merah, dan gula pasir.
Komoditas lain yang juga memberi andil terjadinya inflasi yaitu ikan cakalang, cumi-cumi, jeruk, dan minuman ringan.
Dari pantauan Bisnis, di salah satu pasar tradisional di Makassar, saat ini harga bawang merah mencapai Rp40.000 hingga Rp50.000 per kilogram. Padahal satu bulan sebelumnya, harga bawang merah hanya berkisar Rp15.000 sampai Rp20.000 per kilogram.
Sementara untuk harga bawang putih sebelumnya Rp15.000 per kilogram, kini Rp50.000. Harga melonjak menjelang Ramadan. Beberapa pedagang berdalih kenaikan harga itu terjadi akibat pasokan minim.
BPS juga mencatat inflasi terjadi di lima daerah di Sulsel. Yos memerinci kelima daerah itu meliputi Kabupaten Bulukumba, Watampone, Kota Palopo, Parepare, dan Makassar.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Palopo sebesar 0,50 persen dengan nilai IHK sebesar 134,66, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Parepare sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar 129,45," ungkap Yos.
Dia menjelaskan laju inflasi tahun kalender (Januari-April 2019) Sulsel sebesar 0,99% dan laju inflasi April 2018 terhadap April 2019 (yoy) sebesar 3,33%.