Bisnis.com, AMBON – Harga kopra di Ambon pada pekan ini berfluktuasi sehingga meresahkan para petani yang masih enggan menjual komoditi perkebunan tersebut.
Salah seorang petani asal desa Latuhalat, Marthen, di Ambon, Rabu (18/7/2018), mengaku resah setelah mengecek di salah satu toko pengumpul ternyata harga kopra Rp4.500 per Kg.
"Bagaimana tidak resah karena pekan lalu harganya Rp4.600 per Kg, menyusul pada awal Juli 2018 Juni mencapai Rp4.800 per Kg melonjak dari Rp4.200 per Kg," ujarnya.
Marthen yang memiliki 8 ton kopra enggan menjualnya karena menginginkan harga mencapai Rp7.500 - Rp8.000 per Kg.
"Beta (saya) memanfaatkan jasa dua buruh untuk memetik kelapa, selanjut mengolahnya menjadi kopra pada akhir Januari hingga Februari 2018, makanya belum menjual karena keuntungannya relatif kecil dibandingkan biaya operasional," katanya.
Padahal, dia bermaksud menjual kopra untuk kebutuhan pendidikan dua anak yang baru masuk SMP dan SMA serta membeli material bangunan untuk merampungkan rumah, tetapi belum bisa dengan harga berfluktuasi tersebut.
Sedangkan, salah seorang petani asal desa Hatu, kecamatan Leihitu Barat, pulau Ambon, Mozes, mengaku belum merasa puas dengan harga kopra yang berfluktuasi.
"Harga kopra dibeli pedagang pengumpul di kota Ambon berfluktuasi sehingga menunggu hingga mencapai Rp7.000 - Rp8.000 per Kg barulah dijual karena memperhitungkan ongkos buruh dan transportasi," ujarnya.
Bahkan, dia menginginkan harga kopra bisa mencapai Rp10.000 per Kg sebagaimana pada Agustus 2017 yang Rp10.800 per Kg, selanjutnya turun menjadi R8.800 per Kg pada Januari 2018.
Karena itu, dia mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah, terutama Dinas Pertanian serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) terkait harga kopra yang fluktuasi sehingga meresahkan masyarakat.