Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASOKAN RAMADAN: Pemprov Sulut Klaim Stok dan Kualitas Ikan Terjaga

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara memastikan stok ikan di Sulawesi Utara menjelang Lebaran tahun ini aman. Selain itu, kualitas ikan diklaim baik dan tidak mengandung formalin.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara Ronald Sorongan (ketiga dari kanan) seusai melakukan inspeksi mendadak di Pasar Pinasungkulan, Kamis (31/5/2018).  Bisnis/ Kurniawan A. Wicaksono
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara Ronald Sorongan (ketiga dari kanan) seusai melakukan inspeksi mendadak di Pasar Pinasungkulan, Kamis (31/5/2018). Bisnis/ Kurniawan A. Wicaksono

Bisnis.com, MANADO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara memastikan stok ikan di Sulawesi Utara menjelang Lebaran tahun ini aman. Selain itu, kualitas ikan diklaim baik dan tidak mengandung formalin.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Ronald Sorongan mengatakan stok ikan, baik ikan air laut maupun air tawar, terjamin dan terkendali. Hal ini juga telah dia buktikan langsung saat inspeksi mendadak (sidak) pada Kamis (31/5/2018).

Selain itu, melalui kerja sama dengan Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Manado, DKP juga menegaskan ikan-ikan yang dijual tidak mengandung formalin. Dengan demikian, ikan aman dikonsumsi oleh masyarakat.

“Kami ambil sample juga di [Pasar] Bersehati dan Pinasungkulan, tetap, tidak ada formalinnya. Walau ikan sudah dicincang, kami tes, bebas formalin sehingga aman untuk dikonsumsi,” ujarnya seusai sidak di Pasar Pinasungkulan, seperti dikutip pada Jumat (1/6/2018).

Penjagaan kualitas ikan, sambungnya, akan terus dilakukan. Apalagi, menjelang Lebaran, permintaan pangan, termasuk ikan, cenderung mengalami peningkatan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Kendati demikian, lanjut Ronald, selama sidak, pihaknya menemukan masih adanya margin harga jual yang terlalu tinggi di tempat pelelangan ikan dengan pasar tradisional. Tidak tanggung-tanggung, selisihnya mencapai 80%.

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan dua faktor. Pertama, adanya 2-3 orang pedagang perantara dari tempat pelelangan ikan hingga ke pasar yang langsung berhubungan dengan konsumen akhir. Kedua, skema bayar yang dilakukan setelah semua produk laku memicu spekulasi.

Atas fakta ini, pihaknya meminta agar ada biaya modal bagi koperasi-koperasi di sentra perikanan. Mereka, sambungnya, bisa diberdayakan sebagai penyangga sementara di sana untuk membeli sebelum didistribusikan langsung ke pasar.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper