Bisnis.com, PALU—Pasokan beras dari beberapa daerah sentra produksi ke pasar-pasar tradisional, khususnya di Palu, sepekan terakhir mulai mengalir dalam jumlah besar sehingga harga berangsur-angsur turun, kata Kepala Bidang Perdagangan Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tengah Zainuddin Hak.
"Syukur alhamdulillah harga beras di tingkat pengecer sudah turun setelah sebelumnya melonjak tajam sehingga pemerintah harus melakukan intervensi pasar dengan memerintahkan Bulog melaksanakan operasi pasar," katanya di Palu, Rabu (31/1/2018).
Ia mengatakan harga beras medium yang biasanya dijual pedagang hingga Rp10.500/kg, kini turun menjadi Rp9.500/kg.
Penurunan itu dikarenakan pasokan beras dari sentra-sentra produksi di sekitar Kota Palu, seperti Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong mulai mengalir.
Kenaikan harga beras di pasaran sebelumnya, kata dia, dipicu pasokan yang kurang dan spekulasi pedagang menyusul harga beras di beberapa daerah, termasuk di Jakarta, mengalami kenaikan.
Pemprov Sulteng, kata Zainuddin, terus mengawasi dengan turun ke pasar-pasar perkembangan harga dan persediaan beras di pasaran.
Selain itu, memonitor beras medium yang dijual Bulog lewat operasi pasar dengan membuka atau menjalin kemitraan dengan pedagang di pasar.
"Dan beras Bulog cukup laris dijual," katanya.
Banyak warga yang membeli beras Bulog karena memang harganya cukup murah dibandingkan dengna harga beras yang dijual pedagang. Bulog menjual beras Rp8.500/kg.
Harga beras dijual pedagang untuk jenis bramo, buriburi, dan cimandi rata-rata saat ini Rp9.500/kg, sebelumnya mencapai Rp10.500/kg.