Bisnis.com, MANADO—Provinsi Sulawesi Utara meningkatkan kinerja ekspor komoditas cengkih ke Jepang karena permintaan yang terus berdatangan.
"Akhir-akhir ini permintaan akan komoditas cengkih Sulut dari Jepang cukup tinggi," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Jenny Karouw di Manado, Senin (30/1/2018).
Dia mengatakan animo pembeli asal Jepang yang cukup tinggi itu, belum bisa dipenuhi oleh petani dan pedagang di Sulut, karena stok cengkih saat ini kurang.
"Stok yang kurang karena tidak ada panen raya sejak tahun lalu," katanya.
Namun, ke depan pihaknya akan menjaga pasar Jepang tersebut, karena mampu menghasilkan devisa bagi negara.
Beberapa tahun sebelumnya, katanya, ekspor cengkih dan gagang cengkih ke Jepang besar dan akan tetap dipertahankan.
Ekspor gagang cengkih dan buahnya ke Jepang tersebut, katanya, memberi peluang pengembangan produk turunan cengkih dalam upaya meningkatkan pendapatan petani.
"Selama ini sebagian besar petani hanya menaruh harapan terhadap buah cengkih sebagai sumber penghasilan, padahal produk turunan lain seperti gagang cengkih terbuka lebar pasarnya," katanya.
Ia mengatakan sebagian besar petani selama ini hanya menganggap gagang cengkih sebagai sampah dan tidak dioptimalkan untuk produksi yang menghasilkan uang.
"Dengan adanya ekspor gagang cengkih ke Jepang, memberi sinyal bagi petani, bahwa mereka dapat memperoleh pendapatan lebih tinggi jika mengoptimalkan produk turunan lain seperti gagang cengkih ini," katanya.
Ia menjelaskan sudah saatnya petani cengkih di Sulut lebih mengoptimalkan hasil panen lainnya, seperti gagang cengkih, karena ternyata harganya cukup baik.
Ia mengatakan, harga buah cengkih kering di Sulut menjelang tahun ini masih di kisaran cukup baik yakni Rp102 ribu per kilogram.
Selain ke Asia, produk gagang cengkih Sulut juga diekspor ke negara-negara Uni Eropa.