Bisnis.com, MANADO – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menginstruksikan agar setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo untuk membudayakan konsumsi panganan lokal dalam setiap kegiatan pemerintahan.
Hal tersebut dimaksudkan, selain untuk menjaga kesehatan juga untuk menggairahkan para petani dan pejual panganan daerah. Rusli prihatin, pasalnya selama ini dia menilai aktivitas pemerintahan lebih banyak diwarnai dengan konsumsi buah-buah impor seperti jeruk dan apel.
Selain itu, kata Rusli, makanan berupa nasi putih yang tinggi karbohidrat dan lauk berkolesterol tinggi, seharusnya segera ditinggalkan dan diganti dengan makanan lokal yang lebih sehat.
“Saya mohon kepada pak ketua [DPRD] dan rekan rekan. Saya mempunyai program mendorong panganan lokal. Sudah ada perdanya. Saya mohon setiap rapat rapat resmi baik eksekutif dan DPRD harus menggunakan panganan lokal yang sehat" ujarnya seperti keterangan resmi yang dikutip, Kamis (26/10/2017).
Menurutnya sejumlah panganan lokal yang bisa dikonsumsi tersebut antara lain seperti jagung rebus, batata (ubi jalar), kasubi (singkong) dan lain lain. Gubernur menegaskan, selain menjaga kesehatan, mendorong panganan lokal juga agar menggairahkan para petani dan pejual panganan daerah.
Bahkan dirinya juga langsung meminta kepada DPRD DKI dan SKPD lainnya agar kebijakan itui agar segera diterapkan awal November 2017. “Agar para penjual bahan baku ini sejahtera. Saya lihat di Pasar Tua dan pinggiran jalan sudah banyak yang jual. Ketika saya tanya ternyata itu produk Gorontalo. Oleh karena itu mari kita bantu sejahterakan mereka,” lanjutnya.
Provinsi Gorontalo sendiri sejak 2015 sudah memiliki Perda No.3/2015 tentang Pembelajaran Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo.
Perda ini selain mengatur tentang pembelajaran ilmu gizi berbasis makanan khas Gorontalo dalam setiap satuan pendidikan formal, juga mewajibkan konsumsi menu khas daerah pada setiap acara formal dan informal.
Terdapat 20 jenis menu lauk pauk yang terinventaris sementara dan ada 15 menu atau 75% yang bahan dasarnya berasal dari perairan (ikan dan udang), yang lainnya dari daging seperti daging ayam, sapi/kerbau ataupun kambing. Di antaranya Bilenthango, Biluluhe Lo Hele, Dabu-dabu Lo sagela, Perekedede Lo Kasubi dan Ilahe lo Tola.