Bisnis.com, MANADO—Kegiatan Pasar Lelang Komoditas Agro mampu menekan angka inflasi Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Jenny Karouw.
"Komoditas yang sering memicu inflasi juga diarahkan agar ditransaksikan dalam PLKA," katanya di Manado, Jumat (20/10/2017).
Pihaknya berupaya agar "volatile food" yang biasa memicu inflasi bisa dipasarlelangkan agar mampu menjaga harga di tingkat pedagang juga.
Dalam PLKA akan dipertemukan langsung antara petani atau pelaku usaha dengan pembeli atau pedagang.
"Sehingga mampu memutuskan mata rantai perdagangan yang biasanya membuat harga semakin tinggi di tingkat eceran," katanya.
Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan kabupaten dan kota agar petani bisa memanfaatkan kegiatan PLKA tersebut.
"Pemerintah akan berupaya memfasilitasi sehingga petani dan pembeli dapat dipertemukan secara langsung," katanya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Moh Edy Mahmud mengatakan yang sering memicu inflasi yakni kelompok bahan makanan.
"Cabai rawit dan tomat sering sekali memicu inflasi Kota Manado, sehingga perlu diperhatikan bersama," katanya.
Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara mengalami deflasi 1,04 persen pada September 2017 karena adanya penurunan indeks beberapa produk bahan makanan.
"Inflasi Kota Manado pada Bulan September 2017 terjadi umumnya disebabkan adanya penurunan indeks pada kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 4,08 persen, dan kelompok pengeluaran transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,86 persen," kata Edy Mahmud.
Komoditas yang memberikan sumbangan atau andil 10 terbesar terhadap deflasi Kota Manado adalah tomat sayur, angkutan udara, bawang merah, cabai rawit, bawang putih, wortel, buncis, penyegar ruangan, pisang, dan telepon seluler.