Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran KUR di Sulsel Melemah, Pelaku Usaha Masih Wait and See

Penyaluran KUR di Sulsel periode Januari-April 2025 sebesar Rp5,12 triliun, berkurang 7,75%.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, MAKASSAR - Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Sulawesi Selatan (Sulsel) periode Januari-April 2025 tercatat sebesar Rp5,12 triliun, berkurang 7,75% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,55 triliun.

Realisasi pada skema KUR mikro dan KUR supermikro mengalami kontraksi cukup dalam, masing-masing 11,73% dan 85,44%.

KUR mikro yang memberi cakupan penyaluran paling dominan hanya mencatatkan Rp3,89 triliun pada periode tersebut, sementara KUR supermikro mencatatkan Rp4,65 miliar.

Hanya pada skema KUR kecil saja yang mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 10,34%, atau terealisasi Rp1,22 triliun.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Selatan (Kanwil DJPb Sulsel) Supendi mengatakan ada beberapa faktor yang memengaruhi penurunan realisasi KUR pada tahun ini.

Penyebab yang paling utama diduga karena banyak pelaku usaha masih wait and see di tengah ketidakpastian ekonomi, terutama usai pemerintah mengumumkan adanya kebijakan efisiensi anggaran.

"Penurunan penyaluran KUR dalam 4 bulan pertama ini mungkin karena berbagai faktor, apalagi memang hampir semua pihak melakukan wait and see dampak dari efisiensi, yang membuat permintaan KUR berkurang," ucap Supendi dalam konferensi pers, Rabu (7/5/2025).

Supendi menegaskan bahwa kebijakan efisiensi tidak akan memengaruhi cakupan penyaluran pada tahun ini yang ditarget Rp17,08 triliun.

Dia berharap masyarakat dan perbankan untuk bisa menyerap pembiayaan ini sesuai yang telah direncanakan.

"Kita ingatkan bahwa KUR ini adalah uang milik bank, pemerintah hanya membayarkan subsidinya saja. Artinya tidak akan terdampak oleh kebijakan efisiensi karena uang yang disalurkan adalah milik instansi bank itu sendiri," kata dia.

Di sisi lain berdasarkan catatan DJPb, realisasi KUR di Sulsel periode Januari-April 2025 paling banyak disalurkan ke sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan yang mencapai Rp2,42 triliun. Disusul sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp1,72 triliun.

Kemudian ada di sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya sebesar Rp364,23 miliar; industri pengolahan Rp193,61 miliar; perikanan Rp193,41 miliar; dan sektor lainnya Rp235,31 miliar.

Dari sisi penyalur, Bank BRI menjadi yang paling dominan sebesar Rp4,11 triliun. Disusul Bank Mandiri Rp657,77 miliar; Bank Sulselbar Rp109,21 miliar; Bank BNI Rp101,11 miliar; Bank BSI Rp100,52 miliar; dan bank lainnya Rp46,13 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper