Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menanam 38.000 bibit batang pohon mangrove di Desa Burau Pantai, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur guna merehabilitasi ekosistem pesisir di kawasan tersebut.
Selain itu penanaman ini juga sebagai upaya mengembalikan fungsi kawasan mangrove/hutan bakau yang terus berkurang dan bahkan hilang.
"Penanaman mangrove memang menjadi salah satu program rehabilitasi ekosistem pesisir pantai. Mangrove merupakan salah satu ekosistem penting di pesisir, selain terumbu karang dan padang lamun," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel Muhammad Ilyas, Kamis (21/7/2022).
Dia menyampaikan bibit mangrove yang ditanam ini akan berperan sebagai biofilter yang dapat mengurangi pencemaran laut dengan mereduksi logam berat dan cemaran dari darat yang akan masuk ke laut.
Fungsi lainnya sebagai peningkatan oksigen dan penyerap karbon dari udara dan menyimpannya. Karbon di Luwu Utara diharapkan bisa berkurang dengan adanya mangrove ini.
"Artinya bisa merilis oksigen untuk seluruh masyarakat dunia. Ini program global menata bumi menjadi hijau," ucapnya.
Baca Juga
Ke depannya pemprov juga akan menjadikan mangrove ini sebagai potensi untuk pengolahan sumber makanan olahan dan sebagai alternatif sumber pangan. Sementara untuk industri, mangrove dapat didorong menjadi pewarna alam dalam industri pakaian.
Sementara Kepala Cabang Dinas Kelautan (CDK) Luwu Raya Abd. Khalik mengatakan penanaman seperti ini merupakan kepedulian Pemprov Sulsel dalam menjaga kelestarian ekosistem mangrove. Selain itu juga akan menjadi lahan mencari sumber daya perikanan bagi kepentingan masyarakat.
"Disamping itu ekosistem mangrove dapat juga menjadi lokasi pemijahan ikan dan organisme perairan yg bernilai ekonomis. Serta menjadi konsen terhadap penjagaan kualitas udara yakni mencegah terjadinya pemanasan global," tuturnya.
Diketahui upaya ini sebagai bentuk pelestarian lingkungan sekitar Luwu Timur. Melalui penanaman mangrove, berbagai manfaat akan diperileh, diantaranya untuk mencegah abrasi pantai di laut, penyerapan karbondioksida, menjaga kualitas air dan udara, sebagai habitat ikan dan biota laut lain, pereduksi gelombang di pantai, memberikan dampak ekonomi yang luas dan menjadi sumber pendapatan bagi nelayan.
Dalam penanaman pohon bakau ini melibatkan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas Teluk Bone) sebanyak 20 orang dan masyarakat sekitar Desa Burau yang peduli terhadap kelestarian ekosistem mangrove.