Bisnis.com, MAKASSAR -- Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) mulai menggaungkan Aksi Bela Natuna. Hal itu dalam menyikapi kisruh yang terjadi atas klaim yang dilakukan China terkait kepemilikan kawasan perairan Natuna di Kepulauan Riau.
Kisruh atas klaim tersebut kembali memanas sejak akhir 2019 lalu. Apalagi setelah ramainya kapal asing asal China memasuki kawasan perairan Natuna. Hal itu dinilai berdampak pada masyarakat di kawasan Natuna. Melihat kondisi itu, tim ACT menerjunkan sejumlah relawan untuk turut memberikan bantuan kepada masyarakat Natuna.
"Untuk tetap menjaga keutuhan kedaulatan NKRI, kami ingin mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut peduli pada masyarakat di Natuna. Apalagi daerah itu memang masuk sebagai daerah dengan angka kemiskinan tertinggi," ungkap Regional Head ACT Indonesia Timur Syahrul Mubaraq, Kamis (16/1/2020).
Adapun dalam hal ini, ACT memberikan bantuan logistik kepada masyarakat Natuna. Di mana bantuan tersebut akan doberikan secara bertahap. Secara total, bantuan logistik yang akan diberikan sebanyak 1.000 ton melalui program Kapal Kemanusiaan.
Sebelumnya, pada 10 Januari lalu sebanyak 20 ton bantuan telah dikirimkan ke Pulau Natuna yang juga menggandeng pihak Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan pendampingan dari TNI. Rencananya tahap kedua penyaluran bantuan akan dilakukan pekan ini.
"Kita targetkan penyakuran bantuan hingga Februari. Tahap kedua akan dilakukan pekan ini karena tim kami masih ada di sana dan terus stand by untuk mendistribusikan bantuan." kata Syahrul.
Sejauh ini tercatat ada 10 relawan ACT dari Jakarta yang diutus ke Natuna. Para relawan inilah yang akan membantu menyalurkan bantuan jika sudah tiba di sana. Syahrul merincikan, bantuan yang diberikan yakni kebutuhan pangan, pakaian hingga pakaian sekolah. Tim ACT memberikan bantuan pada nelayan
Lebih lanjut ia menjelaskan, bantuan yang disalurkan merupakan hasil donasi masyarakat Indonesia melalui ACT, baim berupa transfer dana melalui rekening maupun bantua yang dibawa langsung ke kantor ACT.