Bisnis.com, MAKASSAR -- Kementerian Perdagangan RI melakukan pemantauan ketersediaan bahan pokok di Kota Makassar. Dari pantauan yang dilakukan Inspektur Jenderal (Itjen) Kemendag Srie Agustina, harga bahan pokok di pasaran relatif stabil.
Hal itu tentu menjadi kabar gembira bagi masyarakat mengingat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dalam hal ini Ramadan tinggal menghitung hari lagi. Yang mana pada Ramadan harga bahan pokok cenderung mengalami kenaikan harga.
Namun, Srie menegaskan, di Kota Makassar tidak ada gejolak harga yang terjadi pada bahan pokok di Makassar. Bahkan beberapa komoditas justru mengalami penurunan harga.
"Secara umum harga bahan pokok di Makassar stabil bahkan cenderung menurun. Misalnya untuk telur ayam, daging ayam, bahkan daging sapi yang berada di Kisaran harga Rp90.000 -110.000 per kilogram," ungkap Srie saat meninjau di Pasar Pa Baeng-baeng Makassar, Kamis (11/4).
Dia menjelaskan, pemantauan harga di pasaran tersebut merupakan salah satu upaya Kemendag untuk tetap berkoordinasi bersama seluruh pemangku kepentingan.
Tak hanya dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota, tetapi juga bersama seluruh pelaku usaha, maupun distributor di pasar rakyat juga ritel modern.
Srie menyebut, stabilnya harga dan ketersediaan bahan pokok di Makassar membuat pemerintah tak perlu menurunkan para satuan petugas atau satgas pangan. Pemantauan di pasaran kata dia, cukup dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Bulog.
"Satgas tetap ada tapi cukup mengawal dari jauh. Intinya, kita tetap berkoordinasi dengan seluruh produsen terkait. Dalam hal ini pemasok, distributor, termasuk dengan Bulog," katanya.
Srie mengemukakan, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah langkah strategis dalam menjaga kestabilan harga bahan pokok menyambut Ramadan. Misalnya saja dengan memperkuat regulasi kepada seuluh pelaku usaha di Makassar.
"Misalnya dengan memberikan harga acuan atau harga eceran tertinggi (HET) untuk beras, daging ayam, telur, minyak goreng, dan gula pasir. Pelaku usaha juga harus melakukan penataan dan pembinaan gudang, serta memantau perdagangan antarpulau.
Selain melakukan pemantauan di pasar, Kemendag juga melakukan pemantauan di gudang Bulog Divre Sulselbar. Dalam hal ini Kemendag ingin memastikan ketersediaan beras untuk wilayah Sulsel.
Bulog menjamin ketersediaan beras di Sulsel sebanyak 140.000 ribu ton dan mencukupi hingga 40 bulan ke depan.